JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden langsung bergerak cepat usai dilantik pada Rabu 20 Januari. Pada hari pertamanya bekerja di Gedung Putih, Biden langsung mengoordinasikan langkah-langkah federal untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Sepanjang hari kemarin, Biden diketahui berada di kantornya untuk mengoordinasikan langkah perluasan pengujian untuk melacak penyebaran COVID-19, vaksinasi dan memperketat kebijakan penggunaan masker.
Dalam sebuah acara di Gedung Putih, Joe Biden mengkritisi upaya vaksinasi untuk mengatasi pandemi yang terjadi. Menurutnya, peluncuran vaksin di Amerika Serikat sejauh ini merupakan 'kegagalan yang menyedihkan'.
"Hal-hal akan terus menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," kata Biden tentang dampak dari virus tersebut, seperti dilansir Reuters.
Pada kesempatan tersebut Biden juga mengajukan permintaan pribadi kepada warga Amerika Serikat untuk menggunakan masker selama 99 hari ke depan, untuk menghentikan penyebaran virus.
Amerika Serikat diketahui memiliki jumlah kasus infeksi dan kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia. Dimana ada 24 juta kasus infeksi dan 405 ribu orang meninggal. Jutaan orang juga dikeluarkan dari pekerjaan karena penguncian wilayah.
"Ini adalah pekerjaan masa perang," tegas Biden.
Perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Biden pada Hari Kamis akan membentuk dewan pengujian COVID-19, untuk meningkatkan pengujian, mengatasi kekurangan pasokan, menetapkan protokol untuk pelancong internasional dan mengarahkan sumber daya ke komunitas minoritas yang terpukul parah.
Pemerintah akan memperluas produksi vaksin dan kekuatannya untuk membeli lebih banyak vaksin dengan sepenuhnya memanfaatkan otoritas kontrak, termasuk Undang-Undang Produksi Pertahanan, menurut rencana Gedung Putih.
BACA JUGA:
Biden berjanji untuk memberikan 100 juta dosis vaksin virus corona selama 100 hari pertamanya menjabat. Ia juga memiliki rencana untuk memperluas pemberian vaksin, termasuk untuk guru dan pegawai toko. Pada Kamis pagi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan telah memberikan 17,5 juta dosis vaksin COVID-19 dari sekitar 38 juta yang didistribusikan.
Untuk diketahui, berbeda dengan Biden yang mengambil langkah federal. Donald Trump saat menjabat sebagai Presiden AS sering meremehkan krisis yang terjadi, menyerahkan perencanaan penanganan ke masing-masing negara bagian. Akibatnya, kebijakan penanganan COVID-19 pun tumpang tindih.