Bagikan:

PADANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai potensi kebakaran akibat cuaca panas yang melanda daerah itu selama beberapa minggu terakhir.

"Kita sudah surati kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana akibat cuaca panas," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Sumbar Arry Yuswandi dikutip ANTARA, Kamis 25 Mei.

Surat Nomor 300.2.3/299/BPBD/2023 itu menindaklanjuti Surat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor: B49/BNPB/D II/BP.03.02/03/2023 tanggal 13 Maret 2023 tentang Peringatan Dini dan Langkah-Langkah Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kekeringan Meteorologis.

"Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis sehingga tiga bulan ke depan beberapa kabupaten/kota di Sumbar," katanya.

Kekeringan meteorologis dapat diikuti dengan berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan, dan perumahan.

"Berdasarkan prediksi, Sumbar baru memasuki musim kemarau pada Juni 2023, karena itu kita imbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten/kota se-Sumatera Barat menyusun langkah-langkah dan upaya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi ikutan dampak dari kekeringan meteorologis tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan pemerintah daerah juga harus dapat lebih optimal melakukan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang berkelanjutan, penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat.

Selain itu, perlu dilakukan pemantauan dan peninjauan lapangan bersama dinas terkait untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya kekeringan serta potensi kebakaran hutan, lahan, dan semak.

Masyarakat juga perlu diberikan edukasi terkait dengan dampak kekeringan meteorologis sehingga dapat menghemat penggunaan air bersih dan melakukan budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air.

"Perlu juga diingatkan untuk tidak melakukan pembakaran dalam membersihkan lahan karena berpotensi menyebabkan kebakaran," katanya.

Cuaca panas yang melanda itu mengakibatkan lahan sawit warga di Silaut, Pesisir Selatan terbakar sejak Selasa kemarin dan belum bisa dipadamkan hingga saat ini.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Pesisir Selatan Defri Siswardi mengatakan area lahan terbakar terus bertambah. Diperkirakan mencapai ratusan hektare.

Keterbatasan peralatan, jauhnya lokasi kejadian dari pusat logistik dan buruknya jaringan komunikasi membuat petugas kesulitan memadamkan api.