Bagikan:

MALUKU - Kepala Radio Republik Indonesia (RRI) Ambon mengungkapkan lembaga penyiaran publik (LPP) itu menjadi jembatan informasi di wilayah perbatasan Indonesia.

"Sebelumnya saya pernah di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) pada saat itu saya baru satu bulan menjabat, kemudian pandemi COVID-19 merebak," ungkap Apral di Ambon, Selasa 23 Mei, disitat Antara.

Dia menuturkan, pada awal masa pandemi COVID-19, kepanikan muncul di banyak tempat, tak terkecuali di Kepri.

Saat itu terjadi demonstrasi terkait kepulangan sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) asal Wuhan, China, yang akhirnya harus menjalani karantina terlebih dahulu di Kabupaten Natuna.

"Bahkan lantaran kepanikan masyarakat saat itu, ada pegawai kami yang sempat terkena pukulan saat bertugas meliput aksi demonstrasi tersebut," tuturnya disitat Antara.

Melihat kepanikan atas merebaknya COVID-19 tersebut, Apral yang saat itu menjabat sebagai Kepala RRI setempat lantas melakukan langkah-langkah sentral guna mengantisipasi terjadi kepanikan yang berpotensi kekacauan di wilayah yang berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja itu.

"Kami memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa pentingnya mengikuti instruksi pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak. Tentunya hal itu harus disampaikan secara baik karena masyarakat sangat khawatir terhadap kondisi tersebut," ujarnya.

Selain kepanikan yang terjadi pada masyarakat, Apral mengaku saat itu muncul tantangan lainnya dalam memberikan informasi terkait hal tersebut.

Mulai dari jaringan internet setempat yang saat itu tak memadai sampai akses jalan yang masih belum layak pun jadi tantangan baru bagi RRI dalam melakukan tugasnya sebagai lembaga penyiaran.

"Saat itu jaringan internet masih rendah, namun kami dari RRI berupaya untuk tetap menyampaikan informasi bagi masyarakat dengan turun ke daerah-daerah, melakukan wawancara kepada pihak terkait mulai dari masyarakat hingga camat," tuturnya.

Upaya-upaya RRI dalam melakukan tugas penyiaran saat COVID-19 pun membuahkan hasil saat Kepala Diskominfo Kabupaten Natuna, Raja Darmika menegaskan agar kabupaten tersebut harus bebas jaringan internet agar mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi serta program lintas pulau di Kabupaten Natuna.

"Hal itu merupakan peran RRI juga dalam melakukan tugas penyiaran agar publik mendapat informasi yang akurat," katanya.

Tak hanya di Kabupaten Natuna peran RRI dalam memberikan informasi saat pandemi Covid-19 pun terasa bahkan hingga perbatasan Indonesia-Malaysia. Tepatnya di Kabupaten Sintang Kalimantan barat.

Di tengah kondisi kekurangan tabung oksigen di kabupaten tersebut, RRI Sintang dibawah kepemimpinan Apral pun membuat featured radio yang ditulis oleh Reporter RRI Sintang beenama Taufik.

Berkat tulisan-tulisan featured nya saat itu Kalimantan Barat pun mendapatkan pasokan tabung oksigen yang cukup banyak dari negara tetangga, Malaysia.

"Media harusnya dapat memberikan informasi yang membangun, mencerdaskan, dan menjaga keutuhan NKRI, agar masyarakat kita mendapat informasi yang berdampak pada pembangunam Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul," tandasnya.