Bagikan:

BANJARMASIN - Sebanyak 20 turis asal Jepang dan Hong Kong mengunjungi Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan tempat konservasi bekantan untuk mengamati si monyet unik berhidung panjang sebagai satwa endemik di pulau Kalimantan.

"Wisatawan mancanegara ini kami ajak ke Camp Tim Roberts di Stasiun Riset Bekantan untuk menyaksikan bekantan di alam liar hutan mangrove rambai khas lahan basah," kata Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Foundation Ferina di Banjarmasin dilansir ANTARA, Senin, 22 Mei.

Setelah puas mengamati kehidupan bekantan, wisman tersebut juga diajak ke Pulau Sewangi melihat proses pembuatan perahu tradisional atau jukung, serta aktivitas keseharian masyarakatnya yang sarat budaya dan kearifan lokal sebagai masyarakat tepian sungai Barito.

Kunjungan wisatawan Jepang dan Hong Kong kali ini ditutup dengan wisata susur sungai di Kota Banjarmasin yang menjadi tempat berdirinya monumen patung bekantan di tepi sungai Martapura Jalan Kapten Pierre Tendean.

Ferina mengungkapkan Jepang merupakan salah satu negara yang sering berkunjung ke wisata minat khusus mengamati perilaku alami bekantan di kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak.

Adapun pengunjung terbesar untuk wisata minat khusus utamanya dari Australia dan Eropa yang didominasi dari kalangan perguruan tinggi dan peminat wisata alam.

Bahkan pada Juli nanti Pulau Curiak juga akan menerima kunjungan rombongan wisatawan dari Australia sekitar 40 orang yang mengadakan "summer course" atau program belajar kelas musim panas.

Untuk menyambut kedatangan wisatawan yang ingin menginap dan menikmati sensani suasana malam di hutan mangrove, SBI membangun fasilitas penginapan sederhana dan camping ground di tahun ini.

Di samping itu juga akan menyediakan cano untuk kegiatan susur sungai kecil di kawasan hutan mangrove Pulau Curiak.

"Tren wisata minat khusus saat ini makin meningkat dan kami optimis terhadap pengembangan wisata ini karena selain menggaungkan konservasi dan pelestarian alam juga meningkatkan ekonomi masyarakat setempat," ucap Ferina.

Bekantan merupakan kera endemik yang hanya hidup di Kalimantan terutama di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan bakau dan kadang-kadang sampai jauh masuk daerah pedalaman.

Satwa endemik dengan ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan ini menjadi maskot fauna Kalimantan Selatan.