JAKARTA - Salah satu tim penyelam operasi SAR pencarian Sriwijaya Air SJ-182, Pasops Satgasla SAR TNI AL Letkol Laut Faruq Dedy mengungkapkan kesulitan dalam melakukan upaya pencarian pada hari ini.
Faruq mengatakan, cuaca buruk seperti hujan dan angin kencang di lokasi pencarian, yakni perairan Kepulauan Seribu mengakibatkan jarak pandang (visibility) di dalam air yang terbatas.
"Beberapa hari ini khususnya cuaca, baik di atas permukaan maupun di bawah air, visibility para penyelam terbatas sekali. Bahkan visibilitynya hanya sektar 10 sampai 20 sentimeter," kata Faruq saat ditemui di Posko JICT II, Jakarta Utara, Kamis, 20 Januari.
Selama beberapa hari ini, Faruq mengakui angin kencang mengakibatkan gelombang tinggi, yakni mencapai 2 meteri. Kemudian, arus di bawah laut juga cukup kencang.
"Beberapa hari belakangan yang cukup menghambat di situ adalah arusnya cukup kencang sehingga penyelam menunggu waktu yang pas untuk mereka kembali menyelam, makanya tidak significant pengambilan materialnya," ujar dia.
BACA JUGA:
Sampai saat ini, tim penyelam dari Dislambair, Kopaska, Denjaka, Taifib, maupun relawan masih berupaya melakukan pencarian. Hanya saja, tim tengah mencari metode pengangkatan yang lebih optimal di tengah cuaca buruk.
"Yang jelas, masih ada reruntuhan puing-puing di sana. Cuma, perlu dipikirkan lagi metode yang tepat untuk pengangkatan jika memang nanti diperlukan karena materialnya cukup berat," tutur Faruq.
Diketahui, sampai saat ini total temuan tim SAR sebanyak 324 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts. Kemudian, material pesawat sebanyak 119, dengan rincian 67 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat dan 55 potongan besar pesawat.