Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan banyak negara merasakan sulitnya menangani pandemi COVID-19. Hal ini karena upaya pemulihan kesehatan juga harus berjalan beriringan dengan ekonomi, karena penanganannya juga tidak mudah dan pun harus pas.

"Kedua hal tadi harus berjalan beriringan, mengatur manajemen gas dan rem, ini juga harus pas. Sesuatu yang tidak mudah dalam praktik. Komentari (mungkin) mudah, tapi mempraktikkan itu yang sulit," katanya, saat membuka Kompas100 CEO Forum tahun 2021 secara virtual, Kamis, 21 Januari.

Menurut Jokowi, saat ini adalah masa yang sangat sulit tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga untuk semuanya negara di dunia yang sedang berjuang menangani masalah pandemi COVID-19.

Untuk membantu masyarakat bertahan di masa sulit ini, kata Jokowi, pemerintahan dalam strategi jangka pendek mengeluarkan bantuan untuk penanganan pandemi. Hal itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Sebab, perekonomian Indonesia ditopang dari konsumsi.

"Kemudian, yang berkaitan dengan bantuan untuk usaha mikro, kecil, menengah terus, insentif pajak, bantuan modal darurat terus dikeluarkan pemerintah," ujarnya.

Tak hanya itu, kata Jokowi, pemerintah juga membantu mereka yang kehilangan pekerjaan karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK). Termasuk untuk mereka yang belum kerja dengan program Kartu Prakerja.

"Untuk apa? Agar ada daya beli, agar ada konsumsi, agar ada demand. Meskipun sebetulnya ruang yang paling besar untuk memperkuat menaikkan, meningkatkan demand itu adalah di kelas menengah yang sampai saat ini belum bergerak untuk demand-nya naik," jelasnya.

Kata Jokowi, dalam strategi jangka pendek yang penting ialah penerapan protokol kesehatan COVID-19. Pemerintah daerah hingga pengusaha harus meminta masyarakat dan karyawannya untuk menjalankan protokol kesehatan.

"Ini sangat penting, jangka pendek yaitu, bagaimana memberi tahu masyarakat bahwa disiplin terhadap protokol kesehatan adalah kunci. Ini semua harus berbicara," tuturnya.