Bagikan:

JAKARTA - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri mengingatkan kembali kepada semua generasi muda di bawahnya untuk meninggalkan zona nyaman.

Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara pada peluncuran buku dalam rangka Hari Jadi Ke-58 Lembaga Kehatanan Nasional (Lemhanas)

"Bahwa kalau kita berada di dalam zona nyaman saja. Apa zona nyaman? Ya, seperti sekarang. Kita duduk enak-enak, kita tidak pikirkan orang lain," ujar Megawati di gedung Lemhanas, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Mei.

Di depan para menteri, pejabat dan peserta didik Lemhanas dari unsur TNI/Polri dan alumni lembaga tersebut, Megawati mengingatkan lagi perjuangan para pendiri bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Bung Tomo, dan pahlawan nasional daerah lainnya melawan penjajah dan penumpasan pemberontakan.

Megawati juga menyinggung soal hubungan yang seharusnya terjadi para petinggi TNI/Polri kepada prajurit di bawah.

Dia meminta para jenderal atau perwira tinggi lebih sering memerhatikan pasukan di bawahnya.

Dari hal yang terlihat sederhana itu, kemudian bisa menyiapkan segala rencana besar.

"Supaya ingat, kalian itu bisa begini, itu karena ada yang ngomong. Ada anak buah. Nah, tolong benar-benar anak buah diurus," tambah dia.

Sebelum jauh menggaungkan narasi Geo V (Geo Lima) oleh Lemhannas, dia mengajak semua pihak melihat lagi isi Undang-Undang Dasar (UUD) NRI Tahun 1945.

"Jangan lupa dalam UUD kita, jelas ada tulisan seluruh fakir miskin itu diurus oleh negara. Ayo kalau salah, saya dikoreksi saja. Saya orang terbuka kok," katanya.

Megawati lantas memuji narasi atau konsep Geo V yang digagas Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto.

Narasi itu dituangkan pada lima isu strategis yang di dalamnya terdapat memperkuat konsolidasi demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara, dan merancang transformasi Indonesia pada tahun 2045. 

"Tadi Geo V itu, jangan terus sampai tingkat geolima. Tetapi itu 'kan sebetulnya benar. Prediksi ke depan. Kalau kita hanya dalam zona nyaman saja, tidak mau berpikir aksi dan reaksi," ucap Megawati.

Megawati kemudian menyambungkan apa yang menjadi program Lemhannas dengan konflik antara Ukraina dan Rusia kekinian. Ia tak ingin menggunakan diksi perang antarkedua negara tersebut.

Dari penjelasan itu, konflik antardua negara bisa dipetik secara lebih jauh bagaimana mempersiapkan bangsa Indonesia ke depan. Hal ini karena dampaknya berpengaruh pada geopolitik dan geoekonomi dunia.