Bagikan:

PALEMBANG - Sosok Taufik Kiemas langsung terngiang di pikiran Ganjar Pranowo saat memberikan semangat kepada ribuan kader PDIP Sumsel di GOR Dempo Jakabaring Palembang, Sabtu 20 Mei.

Bagi Ganjar, suami Megawati Soekarnoputri yang merupakan putra daerah Sumsel itu, adalah sosok paling berjasa di balik kesuksesannya di dunia politik nasional. "Kalau ke Sumsel, saya selalu terngiang almarhum Mas Taufik Kiemas. Beliau adalah salah satu putra terbaik Sumatra Selatan yang pernah saya temui," kata Ganjar.

Guru Politik

Ganjar Pranowo mengatakan, sosok Taufik Kiemas adalah guru politik sejak ia memutuskan gabung dengan PDIP. Ia mengenang, sosok Taufik adalah guru yang keras, namun selalu mengajarkan pelajaran penting.

"Setiap ketemu Mas Taufik Kiemas, saya itu dimarahin terus. Sampai-sampai, teman-teman itu melarang saya ketemu Mas Taufik. Karena takut saya dimarahi," kenangnya.

Ganjar Pranowo d tenga kader PDIP Sumsel. (IST)
Ganjar Pranowo d tenga kader PDIP Sumsel. (IST)

Namun, dia tak mengindahkan saran dari teman-temannya itu. Ia tahu, Taufik Kiemas bukan hanya sekadar marah, tapi juga mengajarkan tentang pentingnya memiliki mental pemenang.

"Saya paham betul, di balik marahnya Mas Taufik itu, dia sebenarnya sedang menggembleng mental saya. Apakah saya ciut atau berani," imbuhnya.

Hal itu terbukti saat ia memenangkan pertarungan di Pilkada Jawa Tengah 2013. Saat itu, namanya belum sepopuler saat ini. Popularitasnya hanya 7 persen dan elektabilitasnya hanya 3 persen saja.

Sementara lawannya adalah Bibit Waluyo, incumbent yang juga jenderal bintang dua. Namun, dengan semangat dan dukungan semua pihak, termasuk Puan Maharani yang menjadi panglima perangnya, Ganjar berhasil memenangkan pertarungan.

"Dan saat saya menang, Mas Taufik langsung memeluk saya. Beliau umumkan kepada wartawan, katanya begini. Teman-teman, Ganjar ini underdog, tapi bisa memenangkan pertarungan. Kemudian saya foto dengan beliau didampingi Mbak Puan. Foto bertiga itu saya pasang di rumah sampai sekarang sebagai saksi proses saya digembleng di PDIP," jelasnya.

Ganjar mengingat betul pertemuan terakhirnya dengan Ketua MPR itu. Saat itu, Taufik hendak ke Ende, namun batal karena sakit.

"Beliau dilarikan ke Singapura. Dan saya dikabari bahwa beliau meninggal. Beliau adalah guru saya, sahabat saya dan salah satu putra terbaik bangsa asal Sumatra Selatan. Alfatihah untuk beliau," pungkas Ganjar Pranowo.