Terjadi 185 Bencana Selama 3 Minggu di Tahun 2021
Ilustrasi - Petugas BNPB sedang melakukan evakuasi terhadap korban bencana alam (Foto: dokumentasi BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah ada 185 bencana yang terjadi di awal tahun 2021 baru berjalan selama tiga minggu, atau sejak 1 Januari hingga 21 Januari.

Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyebut, bencana yang paling sering terjadi hingga pekan ketiga Januari adalah bencana hidrometeorologi. Bencana ini terjadi karena faktor cuaca.

"Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung mendominasi kejadian bencana sampai awal minggu keempat Januari," kata Raditya Jati dalam keterangannya, Kamis, 21 Januari.

Rinciannya, bencana banjir terjadi sebanyak 127 kejadian, tanah longsor 30 kejadian, puting beliung 21 kejadian. Lalu, kejadian bencana lain yang tercatat yaitu gelombang pasang 5 kejadian dan gempa bumi 2 kejadian.

Walaupun banjir paling sering terjadi, namun bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa adalah gempa bumi. Korban meninggal akibat gempa bumi serjumlah 91 jiwa, tanah longsor 41 jiwa, dan banjir 34 jiwa. Lalu, korban hilang dalam bencana banjir di awal tahun ini sejumlah 8 orang dan gempa bumi 3 orang.

Korban luka terbanyak juga diakibatkan dari bencana gempa bumi. "BNPB mencatat korban luka-luka akibat gempa bumi 1.172 jiwa, tanah longsor 26, puting beliung 7, dan banjir 5 jiwa," tutur Raditya.

Adapun kerusakan rumah akibat bencana, sedikitnya berjumlah 1.896 unit dengan tingkat yang berbeda. Rumah yang mengalami kerusakan berat 147 unit, rusak sedang 63, dan rusak ringan 1.686. Data ini akan berkembang karena masih dalam proses pendataan.

"Dari kategori rusak berat, tanah longsor masih menyebabkan kerusakan paling tinggi yaitu 45 unit, disusul gelombang pasang atau abrasi 40, banjir 38 dan puting beliung 24," ujarnya.

Bencana juga mengakibatkan kerusakan fasilitas publik. Dari sejumlah kejadian bencana, kerusakan pada fasilitas penduduk berjumlah 18 unit, rumah ibadah 15, kesehatan 3, kantor 2 dan jembatan 25. Kerusakan fasilitas publik akibat gempa masih dalam pendataan. 

Melihat dampak bencana yang dialami, Raditya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Ia meminta masyarakat untuk memperhatikan prakiraan cuaca yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengingat puncak musim hujan masih terjadi hingga Februari 2021.

"Potensi bahaya lain yaitu gempa bumi yang dapat terjadi setiap saat, seperti yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat. Di samping itu, ancaman bahaya lain yaitu pandemi COVID-19 yang masih terus terjadi penularan di tengah masyarakat," pungkasnya.