Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan rekapitulasi kebencanaan yang terjadi di Indonesia dalam tahun 2019 dan dari data yang mereka kumpulkan, tercatat ada 3.768 bencana yang terjadi sepanjang tahun ini. Menurut Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo, bencana yang paling banyak melanda Indonesia sejak awal tahun 2019 hingga 27 Desember adalah bencana puting beliung.

"Distribusinya, secara total sejak awal tahun 2019 hingga 27 Desember 2019 total ada 3.768 bencana, dan kalau kita lihat ada banjir, puting beliung, longsor, dan kebakaran hutan, gempa hingga tsunami. Terbanyak puting beliung," kata Agus saat memaparkan Kaleidoskop Bencana 2019 di Gedung Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin, 30 Desember.

Saat memaparkan kaleidoskop bencana, Agus mengatakan, jumlah bencana di tahun 2019  mengalami peningkatan walau jumlah korbannya menurun.

"Dari total kejadian tersebut, kita mencatat ada 478 orang meninggal dunia, 109 orang hilang, 3.419 orang luka-luka, 6,1 juta orang mengungsi, 73.427 unit rumah rusak. Secara keseluruhan jumlah korban ataupun kerugian materi mengalami penurunan," jelas Agus.

Dia juga mengatakan, bencana yang terjadi di tahun 2019 terjadi akibat cuaca, sedangkan sisanya merupakan bencana alam. Meski begitu, kata Agus bencana alam yang paling banyak memakan korban jiwa.

"Dari 3.768 bencana terdiri dari 3.731 atau 99 persen adalah bencana hidrometeorologi, dan 37 kejadian atau 1 persen adalah bencana geologi. Meski bencana geologi ini hanya terjadi 37 kejadian, namun menyebabkan dampak yang sangat besar, terutama dari gempa bumi," ungkapnya.

Makin banyaknya jumlah bencana yang dicatat BNPB ini akibat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kini makin sering memberikan pelaporan. "Tren dari tahun ke tahun (jumlah bencana) meningkat karena bencananya banyak dan mungkin juga karena laporan BPBD makin rajin laporan," ujarnya.

Paparan bencana yang terjadi di Indonesia (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Kerugian Karhutla Mencapai Triliunan

Selain memaparkan soal jumlah bencana dan korban yang terjadi di tahun 2019, BNPB juga memaparkan kerugian negara akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Agus mengatakan, akibat kebakaran ini, World Bank menghitung Indonesia mengalami kerugian ekonomi hingga mencapai Rp75 triliun sepanjang tahun.

"Sepanjang tahun 2019 itu ada karhutla tapi yang paling dominan saat musim kering dari Juni sampai November," kata Agus sambil menambahkan ada 766 kebakaran hutan sepanjang tahun dan 195.332 titik panas di seluruh Indonesia.

Adapun daerah yang banyak mengalami kebakaran hutan adalah Kalimantan Tengah dengan sebaran titik panas mencapai 39 ribu, Kalimantan Barat dengan sebaran 25 ribu titik panas. Sedangkan di wilayah Sumatera titik panas paling banyak terdapat di Sumatera Selatan sebanyak 25 ribu titik panas, lalu Jambi dan Riau yang masing-masing terdapat titik panas sebanyak 12 ribu.

Berkaca dari pemaparan yang disampaikan, Agus mengatakan BNPB bakal terus mengupayakan antisipasi potensi kejadian bencana di tahun 2020 dengan berkoordinasi dan bersinergi dengan badan-badan yang terkait untuk penanggulangan bencana, termaksud karhutla. Apalagi, potensi bencana di tahun yang akan datang itu diperkirakan tetap tinggi.

"Pada tahun 2020 potensi kejadian bencana diperkirakan tetap tinggi berdasarkan informasi para ahli maupun institusi resmi Pemerintah, untuk itu diperlukan upaya untuk antisipasi kejadian bencana," tutupnya.