Pelecehan Seksual Terjadi Lagi di Bus Transjakarta, Pelaku Langsung Digiring ke Polisi
Aktivitas pengguna bus Transjakarta di Halte Kuningan Barat, Jakarta. (ANTARA-Aprillio Akbar)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus pelecehan seksual kembali terjadi di dalam bus Transjakarta rute Tosari-Pulogadung. Tindakan asusila ini terjadi pada Senin, 15 Mei kemarin.

Atas kejadian ini, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) langsung melaporkan pria yang menjadi pelaku pelecehan ke Polres Metro Jakarta Timur.

"Peristiwa ini telah dilaporkan pihak berwajib dengan didampingi dari Transjakarta," kata Kepala Departemen Komunikasi Korporasi dan CSR PT Transjakarta Wibowo dalam pesan singkat, Selasa, 16 Mei.

Peristiwa pelecehan tersebut diungkap di media sosial. Pada video yang diunggah dalam akun Instagram @infojkt24, tampak kondisi perempuan sebagai korban yang meneriaki pelaku sesaat setelah mengalami pelecehan.

Kesal dengan tindakan tersebut, korban sempat memukul pelaku yang mengenakan kemeja cokelat dengan botol air mineral.

Kepada petugas pramusapa dalam bus, korban langsung meminta pelaku untuk ditangkap. Petugas lantas memegang lengan pelaku dan menggiringnya untuk keluar dari bus menuju halte.

"Pramusapa Transjakarta langsung mengambil tindakan sesuai standar operasi perusahaan (SOP) dengan mengamankan pelaku yang diduga melakukan pelecehan seksual," ujar Bowo.

Kasus pelecehan seksual di dalam bus Transjakarta sebelumnya terjadi pada Maret lalu. Setelah ramai diperbincangkan publik, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana memasang kamera pengawas atau CCTV yang mampu mendeteksi setiap orang masuk ke dalam halte Transjakarta.

CCTV yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah atau face recognition ini membidik para pelaku pelecehan seksual masuk ke dalam angkutan Transjakarta.

Hal ini diputuskan Heru usai melakukan pembahasan kasus pelecehan seksual di dalam bus yang terulang beberapa waktu lalu.

"Kemarin waktu saya ke Transjakarta, ada rencana pakai CCTV yang ada ininya (face recognition)," kata Heru kepada wartawan, Jumat, 3 Maret.

Kamera pengenalan wajah ini, ketika beroperasi, akan mendeteksi wajah para pelaku pelecehan yang sebelumnya sudah tercatat melakukan aksinya.

Ketika yang bersangkutan hendak menuju ke dalam halte maupun bus Transjakarta dan tertangkap kamera CCTV, akses masuknya akan diblokir. Pelaku tersebut tak bisa menaiki bus Transjakarta untuk seterusnya.

Namun, Heru belum bisa memastikan kapan sistem ini akan diberlakukan. "Untuk waktunya segera. Nanti saya panggi Transjakarta dan Dinas Perhubungan," pungkasnya.