JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam kunjungannya ke kerajaan tersebut pada Hari Minggu, meninjau apa yang disebut Gedung Putih sebagai "kemajuan yang signifikan" dalam upaya perdamaian Yaman.
Dalam perjalanan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan yang sering kali renggang dengan Riyadh, Sullivan juga mengadakan pembicaraan bersama dengan Putra Mahkota, penasihat keamanan nasional UEA Sheikh Tahnoon bin Zayed al-Nahyan dan penasihat keamanan nasional India Ajit Doval "untuk memajukan visi bersama mereka mengenai wilayah Timur Tengah yang lebih aman dan makmur, saling terhubung dengan India dan dunia," kata Gedung Putih.
Pertemuan Sullivan dilakukan setelah periode di mana hubungan AS-Saudi menegang akibat pengurangan produksi minyak oleh OPEC+ yang dipimpin Arab Saudi, serta perbedaan atas pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi pada tahun 2018.
"Dia meninjau kemajuan yang signifikan dalam pembicaraan untuk mengonsolidasikan gencatan senjata yang telah berlangsung selama 15 bulan di Yaman dan menyambut baik upaya-upaya yang dipimpin oleh PBB untuk mengakhiri perang, serta membahas berbagai isu lainnya," kata pernyataan Gedung Putih, melansir Reuters 8 Mei.
Lebih lanjut, Sullivan juga berterima kasih kepada Putra Mahkota atas dukungan Arab Saudi kepada warga Negeri Paman Sam selama evakuasi dari Sudan, tambah pernyataan itu.
Sementara mengutip Al Arabiya dari SPA, beberapa pejabat senior AS menghadiri pertemuan tersebut, seperti Duta Besar AS untuk Arab Saudi Michael Ratney, Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Timur Tengah Brett McGurk dan penasihat senior AS untuk keamanan energi Amos Hochstein.
Sebelumnya, Utusan Khusus AS Tim Lenderking juga melakukan perjalanan ke Oman dan Arab Saudi awal bulan ini, untuk berusaha memajukan upaya perdamaian Yaman, kata Departemen Luar Negeri AS.
BACA JUGA:
Sebuah koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada tahun 2015, setelah Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah dari ibu kota Sanaa.
Delegasi Arab Saudi, yang sedang mengupayakan kesepakatan gencatan senjata permanen untuk mengakhiri keterlibatan militer dalam perang, mengakhiri pembicaraan damai pada pertengahan April di Sanaa dengan kelompok Houthi, yang negosiator utamanya mengatakan bahwa pembicaraan tersebut telah mencapai kemajuan dan diskusi lebih lanjut akan diadakan.
Diketahui, konflik Yaman, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan jutaan orang kelaparan, secara luas dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.