Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan melaporkan sebagian wilayah perbatasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, termasuk kawasan berstatus endemis tinggi kasus malaria di Indonesia.

"Peta endemisitas malaria 2022 sebagian besar di wilayah timur, Papua, Sulawesi Selatan, serta Kalimantan Timur," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi dilansir ANTARA, Selasa, 2 Mei.

Imran mengatakan Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur, termasuk kawasan yang berkontribusi pada angka kasus malaria nasional, sebanyak 1.228 kasus pada 2022.

Kasus malaria di Penajam Paser Utara memiliki angka Annual Parasite Incidence (API) atau angka infeksi sebesar 7,6 dari batas aman kurang dari 1, sehingga dikategorikan sebagai endemis tinggi malaria.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Malaria dari Direktorat P2PM Kemenkes Hellen Dewi Prameswari mengatakan 60 persen wilayah IKN berdomisili di Kabupaten Penajam Paser Utara dan 40 persen lainnya masuk dalam wilayah Kutai Kartanegara.

"Penajam Paser Utara itu seperti muara kasus karena berada di lintas batas wilayah IKN dengan Kutai Kartanegara. Wilayah itu masih endemis tinggi, yang titiknya ada di perbatasan," katanya.

Data Kemenkes melaporkan dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, empat di antaranya sudah berstatus eliminasi malaria, dua kabupaten/kota endemis rendah, tiga kabupaten/kota endemis sedang, dan satu endemis tinggi yaitu Penajam Paser Utara.

"Permasalahan di sana karena perambah hutan sehingga kami ingin selesaikan itu," ujarnya.