Pasien COVID-19 di RS Jakarta Meningkat, Puncak Kasus Gelombang Arcturus Diprediksi Terjadi Pekan Depan
ILUSTRASI DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkap perkembangan kasus COVID-19 Jakarta sepekan setelah Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengungkapkan, saat ini keterisian tempat tidur pasien COVID-19 atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit meningkat dari pekan sebelumnya sebesar 11 persen.

"Situasi COVID-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif meningkat, BOR rumah sakit naik seminggu terakhir menjadi 16 persen," kata Ngabila dalam pesan singkat, Selasa, 2 Mei.

Pekan lalu, kasus positif mingguan di Jakarta sebesar 2.662 kasus. Pekan ini, kasus positif mingguan sebesar 3.482.

Penyebab utama kenaikan kasus di Jakarta saat ini adalah penularan kasus COVID-19 subvarian Arcturus. Adapun kasus pertama subvarian XBB.1.16 ini muncul oleh pelaku perjalanan luar negeri yang baru pulang dari India pada 23 maret 2023.

"Tren kasus masih naik. Prediksi puncak (kasus gelombang Arcturus) minggu depan atau enam minggu dari varian Arcturus pertama kali terdeteksi pada 23 Maret lalu," ujar Ngabila.

Seiring dengan peningkatan kasus, persentase kasus positif dari jumlah spesimen yang diperiksa atau positivity rate juga meningkat.

Pekan lalu, positivity rate COVID-19 di Jakarta sebesar 23,88 persen dan pekan ini sebesar 24,76 persen. Angka ini naik drastis dari positivity rate pada awal Januari lalu yang masih sebesar 2,75 persen.

"Positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tak terdiagnosis di lapangan," tuturnya.

Sementara itu, terdapat 16 kematian kasus COVID-19 selama sepekan terakhir. Dari 16 kasus kematian, semuanya berusia 30 tahun ke atas. Sebanyak 10 kasus di antaranya bahkan belum menjalani vaksinasi COVID-19 sama sekali.