Bagikan:

JAKARTA - Pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam hanya berlangsung sekitar satu jam.

Pertemuan keduanya berlangsung mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers tanpa dihadiri SBY.

Putra sulung SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan bahwa dalam pertemuan yang singkat itu Airlangga menyempatkan diri melihat karya-karya lukisan SBY.

"Tadi di Perpustakaan Cikeas kami berdiskusi dan tentunya ini menunjukkan sebuah inisiatif yang baik antara dua partai yang memiliki kedaulatan dan independensi," kata AHY.

Menurutnya, Partai Golkar dan Partai Demokrat tak putus menjalin kerja sama dari waktu ke waktu, terlebih pada saat SBY menjabat sebagai presiden di tahun 2004-2014.

AHY menjelaskan bahwa pertemuan kedua partai tersebut menyoroti demokrasi di Indonesia yang ia anggap akhir-akhir ini mengalami kemunduran, seperti halnya wacana pemberlakuan sistem proporsional tertutup dalam pelaksanaan Pemilihan Legislatif 2024.

"Sistem proporsional tertutup apa terbuka kita tidak ingin demokrasi kita mundur jauh ke belakang karena perubahan sistem yang fundamental," ujarnya diikutip dari ANTARA, Sabtu, 29 April.

Kemudian, hal lain yang dibicarakan yaitu mengenai konstelasi politik terkini. Menurutnya, dalam dua pekan terakhir terjadi dinamika politik yang cukup berpengaruh untuk Golkar dan Demokrat.

"Rasanya patut bagi dua partai ini Golkar dan Demokrat untuk duduk bersama dan juga membicarakan berbagai kemungkinan yang bisa kita hadapi ke depan, tentu semangatnya adalah bagaimana Indonesia lebih maju, sejahtera, demokrasi, yang juga semakin berkeadaban," papar AHY.

Sementara, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa ia hadir dengan membawa sejumlah pengurus partai agar merepresentasikan kehadirannya mewakili Partai Golkar.

"Saya menyampaikan bahwa Golkar terus membuka silaturahmi dan dialog dengan partai-partai politik, karena penting bagi Indonesia agar seluruh partai ini suasananya adem, dan kita memasuki pesta politik tidak dengan tegang, kita memasuki pesta politik dengan kebahagiaan," kata Airlangga.

Ia mengatakan bahwa Partai Golkar dan Partai Demokrat memiliki filosofi yang sama dan pernah bersama di pemerintahan pada tahun 2004-2014.

"Ke depan, Partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Pemilu itu bukan the winner take it all, tapi kita ingin Indonesia raya," ungkapnya.