Perdana Uji Layanan Peringatan Darurat, Jutaan Ponsel Warga Inggris Bergetar Serempak Selama 10 Detik
Ilustrasi- (Foto: Unsplash/Neil Soni-neilsoniphotography)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris akan melakukan pengujian pertama terhadap layanan peringatan darurat baru, Minggu, 23 April. Jutaan ponsel disetel untuk mengeluarkan alarm keras dan bergetar pada pukul 3 sore (Pukul 21.00 WIB, waktu DKI Jakarta). 

Sistem ini mencontoh skema serupa di Kanada, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat dan bertujuan memperingatkan publik jika ada bahaya bagi kehidupan di sekitar.

Sebuah pesan akan berbunyi 'Ini adalah uji Peringatan Darurat, layanan pemerintah Inggris baru yang akan memperingatkan Anda jika ada keadaan darurat yang mengancam jiwa di sekitar.'

Pemerintah berharap dapat menggunakan sistem untuk memperingatkan orang-orang tentang masalah seperti banjir parah dan kebakaran. Alarm akan berbunyi 10 detik meskipun ponsel dalam keadaan senyap.

Meski demikian pengujian ini mengganggu acara hiburan dan olahrga. Dilansir dari AFP dalam pemberitaan Channelnewsasia, Minggu, 23 April, penyelenggara Kejuaraan Snooker Dunia akan menghentikan permainan sesaat sebelum peringatan.

Sementara Society of London Theatre telah menyarankan anggotanya untuk memberi tahu penonton agar mematikan ponsel mereka.

Pengemudi juga telah diperingatkan untuk tidak mengangkat telepon mereka selama pengujian. Sedangkan bagi mereka yang tidak ingin menerima peringatan dapat memilih keluar di pengaturan perangkat.

"Tetap Tenang dan Lanjutkan. Itulah cara Inggris dan itulah yang akan dilakukan negara ketika mereka menerima peringatan tes ini pada pukul 3:00 hari ini," kata Wakil Perdana Menteri Oliver Dowden.

"Pekerjaan nomor satu pemerintah adalah menjaga orang-orang tetap aman dan ini adalah alat lain dalam perangkat untuk situasi darurat."

Beberapa tokoh Konservatif telah mengkritik rencana pemerintah Inggris. Mantan menteri Jacob Rees-Mogg misalnya, mendesak orang-orang untuk mematikan peringatan. 

"Ini kembali ke keadaan pengasuh-memperingatkan kita, memberi tahu kita, mencekik kita ketika sebaliknya mereka seharusnya membiarkan orang melanjutkan hidup mereka," katanya.

Kolumnis Daily Mail Sarah Vine, mantan istri menteri pemerintah Michael Gove, menyebut rencana itu "menakutkan".

"Minggu ini, pukul 3 sore ... pemerintah bermaksud untuk mengacaukan kandang kolektif kita dengan menyerang ponsel kita-dan privasi kita-dengan sinyal uji darurat yang tidak masuk akal. Gagasan itu menakutkan sekaligus melelahkan, " tulisnya.

"Menakutkan karena ini adalah pengingat akan tirani yang dipaksakan pada kita semua oleh teknologi yang telah menyerbu rumah kita seperti knotweed Jepang, menyusup ke setiap aspek kehidupan kita sehari-hari," tambahnya.

Tetapi Judy Edworthy, pakar internasional dalam sistem alarm dan profesor psikologi di University of Plymouth, sistem peringatan itu merupakan perkembangan yang positif, meskipun penayangan pertamanya mungkin mengejutkan orang.

"Terlepas dari pesan yang menjelaskan bahwa ini adalah ujian, saya berharap beberapa orang akan tercengang," katanya kepada Asosiasi Pers domestik.

"Jika itu membuat orang melihat ponsel mereka dan membaca pesannya, lalu menindaklanjutinya, itu bisa dikatakan berhasil," tambahnya.

Anggota parlemen juga mengkritik keputusan untuk menyerahkan kontrak TI yang menguntungkan untuk sistem peringatan kepada Fujitsu, perusahaan Jepang yang bertanggung jawab atas perangkat lunak yang salah dalam sistem Kantor Pos yang menyebabkan sub-kepala kantor pos yang tidak bersalah menerima hukuman penipuan.