Bagikan:

JAKARTA - Kasus COVID-19 di Jakarta mulai kembali naik meski tidak signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, tercatat kasus COVID-19 harian di Jakarta sebanyak 190 kasus pada 8 April, 205 pada 9 April, 222 pada 10 April, 373 kasus pada 11 April, dan 475 kasus pada 12 April.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menuturkan, sampai saat ini belum terdeteksi munculnya kasus corona dengan varian arcturus di Ibu Kota.

Varian ini diketahui sedang menjadi pemantauan ketat Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena mengakibatkan peningkatan kasus di sejumlah negara.

Dari kenaikan kasus ini, Ngabila menyebut Pemprov DKI bakal kembali meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi varian pada kasus-kasus COVID-19 di Jakarta.

"Belum dapat dibuktikan adanya efek dari varian baru karena arcturus belum ditemukan di Jakarta. Kami akan perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di jakarta dari laboratorium kesehatan masyarakat dan swasta," kata Ngabila kepada wartawan, Kamis, 13 April.

Ngabila meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi peningkatan kasus jelang Hari Raya Idulfitri. Ia juga menyarankan warga untuk memperkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan vaksinasi.

"Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit," tuturnya.

Ngabila menjelaskan dari peningkatan kasus COVID-19 saat ini, mayoritasnya ditemukan dari tes COVID-19 di puskesmas dengan utamanya pada level penularan di keluarga atau komunitas.

Seiring dengan itu, persentase kasus positif dari pemeriksaan spesimen atau positivity rate dalam seminggu terakhir turut meningkat. Namun, belum ada peningkatan jumlah perawatan pasien corona di rumah sakit.

"Keterisian rumah sakit tetap dalam seminggu terakhir yaitu 8 persen, rinciannya 182 pasien bergejala sedang dan 33 pasien bergejala berat. Sedangkan kasus meninggal dalam seminggu terakhir berjumlah 5 orang," paparnya.