Transjakarta Buka Wacana Kenaikan Tarif, Legislator PDIP: Saya Tolak, Enggak Benar Itu
Halte Transjakarta Jembatan Gantung (Foto: Transjakarta)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Manuara Siahaan menolak adanya wacana kenaikan tarif angkutan Transjakarta. Manuara melihat belum ada alasan yang jelas atas rencana naiknya tarif bus reguler hingga Mikrotrans tersebut.

"Kenaikan tarif itu tentu harus ada argumentasi yang kuat. Kenapa harus naik? Kita tidak setuju. Saya akan tolak. Enggak benar itu," kata Manuara saat dihubungi, Selasa, 11 April.

Manuara memandang standar pelayanan Transjakarta pun belum mencapai maksimal. Hal ini dilihat dari kasus-kasus kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta, hingga pencurian dan pelecehan di dalam halte maupun busnya.

Saat ini pun, lanjut Manuara, kondisi ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19. Belum lagi, dunia dihadapkan pada ancaman resesi.

"Ini suasana ekonomi masih susah. Ngapain sih, (tarif Transjakarta) naik? Faktornya apa? Standar pelayanan minimal saja belum teruji," ujar Manuara.

"Kalau naik, takutnya malah masyarakat berpaling dari transportasi umum. Padahal, pemerintah minta warga naik transportasi umum," lanjutnya.

Sebelumnya, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) membuka wacana kenaikan tarif busnya. Wacana tersebut diungkapkan melalui survei yang meminta pendapat dan masukan pengguna di media sosial.

Lewat akun media sosial Instagram, Transjakarta meminta masyarakat yang menjadi pelanggan moda transportasi milik pemerintah ini untuk mengisi survei hingga 13 April mendatang.

"Dalam rangka meningkatkan layanan, Transjakarta ingin mengetahui masukan pelanggan terkait penyesuaian tarif Transjakarta yang terbaru," tulis akun Instagram pt_transjakarta.

Dalam postingan tersebut, pelanggan diminta membuka tautan untuk pengisian survei. Dalam survei tersebut, Transjakarta meminta pelanggan mengisi identitas diri.

Lalu, Transjakarta memberi pertanyaan, "bagaimana jika TransJakarta reguler naik menjadi Rp5 ribu?". Pertanyaan ini disertai dengan dua pilihan jawaban "setuju" atau "tidak setuju".

Selain itu, terdapat juga pertanyaan pandangan pelanggan atas kenaikan tarif Mikrotrans, "bagaimana jika layanan (Mikrotrans) Jaklingko naik menjadi Rp1 ribu?".