Bagikan:

YOGYAKARTA – Masyarakat menyoroti wacana kenaikan tarif Transjakarta. Sorotan tersebut muncul setelah PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengadakan jejak pendapat tentang kenaikan tarif bus Transjakarta dan Mikrotrans. Uniknya, jejak penapat digelar di media sosial.

Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta

Wacana menaikkan tarif transportasi Transjakarta dilakukan lewat unggahan di akun Instagram resmi PT Transjakarta, @pt_transjakarta, dengan judul Suara Pelanggan Transjakarta #Vol-3 2023.

“Sahabat TiJe, dalam rangka meningkatkan layanan, Transjakarta ingin mengetahui masukan pelanggan terkait penyesuaian tarif Transjakarta yang baru. Mari bantu kami dengan mengisi survei melalui link atau QR Code di bawah ini,” tulis akun pt_transjakarta dalam gambar yang diunggah di Instagram.

Dalam postingan tersebut dikatakan bahwa ada usulan penyesuaian tarif Transjakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Usulan tarif Transjakarta dari menjadi Rp4.000 dan Rp5.000 di jam-jam sibuk.

“Adanya usulan penyesuaian tarif Transjakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menjadi Rp4.000 dan Rp5.000 pada waktu sibuk (07:01-10:00 dan 16:01-21:00),” demikian keterangan unggahan tersebut.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti jejak pendapat bisa melakukan scan QR code yang diunggah dalam postingan. Pihak PT Transjakarta juga menyediakan link yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

“Suara Sahabat Tije sangat berarti untuk Transjakarta! Pengisian suvey sampai tanggal 13 April 2023 yaa,” tutup keterangan postingan tersebut.

Tak sampai situ, akun Transjakarta juga melempar pertanyaan yang berkaitan denganw acana kenaikan tarif tersebut.

"Bagaimana jika TransJakarta reguler naik menjadi Rp5 ribu?" demikian pertanyaan yang dilempar dengan dua pilihan jawaban antara "Setuju" dan "Tidak setuju".

Akun juga meminta pandangan masyarakat dan pelanggan Transjakarta atas kenaikan tarif Mikrotrans, "Bagaimana jika layanan (Mikrotrans) Jaklingko naik menjadi Rp1 ribu?".

Tanggapan Wacana Kenaikan Tarif Transjakarta

Meski baru sekadar wacana, penolakan terhadap kenaikan Transjakarta muncul. Misalnya dari Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Manuara Siahaan. Ia menyatakan menolak wacana kenaikan tarif angkutan masal tersebut. Ia menilai belum ada alasan jelas terkait kenaikan tarif bus reguler maupun Mikrotrans.

"Kenaikan tarif itu tentu harus ada argumentasi yang kuat. Kenapa harus naik? Kita tidak setuju. Saya akan tolak!" ujar Manuara saat dihubungi wartawan, Selasa, 11 April.

Menurutnya standar pelayanan Transjakarta belum maksimal. Hal tersebut bisa dilihat dari kasus kecelakaan dengan melibatkan bus Transjakarta, sampai pencurian dan pelecehan yang terjadi di dalam halte maupun di dalam bus. Selain itu kondisi ekonomi masyarakat juga belum pulih sepenuhnya dari pandemi.

Penolakan juga muncul dari Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Muhammad Taufik Zoelkifli. Ia menilai sebelum ada kenaikan tarif, Transjakarta harus meningkatkan kualitas layanan terutama meningkatkan kapasitas angkut.

"Ketika jumlah penumpang naik di luar perkiraan maka harus diantisipasi dengan pelayanan yang juga bisa mengiringi kenaikan dari penumpang itu. Pelayanannya ini masih kurang banget, lho," ujar Taufik, Selasa, 11 April.

Taufik menilai kemacetan di Jakarta harus jadi perhatian Transjakarta yang jadi moda transportasi milik Pemerintah. Transjakarta juga perlu berinovasi agar masyarakat bisa tertarik menggunakan kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi.

"Jadi, tentang wacana kenaikan tarif Transjakarta mengemuka, kualitas layanan yang jadi sorotan. Sebelum tarif naik, mohon kualitasnya ditingkatkan. Kita mau saja sih, naik tarif asal sepadan," jelas Taufik.

Itulan informasi terkait wacana kenaikan tarif Transjakarta. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.