Bagikan:

MAJENE - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Nurdin Abdullah, menyediakan rumah sakit penyangga di Makassar bagi korban gempa bumi Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). 

"Saya minta kita segera ke sini (Sulbar) kita ada koordinasi, termasuk hercules. Jadi semua yang terkena gempa yang ada masalah kesehatan dan sebagainya yang serius, kita evakuasi ke Makassar. Kita akan menjadi penyangga untuk perawatan kesehatan semuanya," ujar Nurdin Abdullah, di Majene, Jumat, 15 Januari.

Nurdin mengatakan, setelah mendapatkan informasi kondisi gempa bumi di Sulbar, dia langsung berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder yang ada. 

"Saya langsung koordinasi ke semua, telpon Pangdam dan Lantamal, Kapolda, PLN, Telkomsel, saya telpon semua, pokoknya segera ambil langkah-langkah disana (Sulbar)," katanya. 

Dia juga sudah mempersiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan untuk korban gempa. Termasuk menyediakan fasilitas rumah sakit penyangga bagi para korban luka-luka.

"Tadi juga saya minta kapal dari Danlantamal karena akses kan putus jadi logistik semua di sini saya kirim lewat laut. Pokoknya saya mendengar dari Pak Gubernur (Sulbar) apa yang harus kita support supaya ada rasa aman bagi masyarakat kita," ujar Nurdin.

Sementara itu dari data BNPB pada pukul 14.00 WIB, sebanyak 34 orang dinyatakan meninggal akibat gempa bumi magnitudo 6,2.

"Rincian 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majane," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Jumat, 15 Januari.

Selain itu, sejumlah posko pengungsian saat ini sudah didirikan di wilayah Mamuju dan Majene. Untuk posko pengungsian di Kabupaten Majene tercatat ada 10 posko pengungsian. Sementara, untuk Kabupaten Mamuju ada 5 posko pengungsian.