BNPB: 34 Orang Meninggal Akibat Gempa Sulbar, Jaringan Komunikasi Belum Stabil dan Listik Terputus
Seorang warga memandangi reruntuhan gempa di Sulbar/Istimewa

Bagikan:

JAKARTA - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengeluarkan data jumlah korban akibat gempa Majene, Sulawesi Barat.

Berdasarkan data per 15 Januari hingga pukul 14.00 WIB, sebanyak 34 orang dinyatakan meninggal akibat gempa bumi magnitudo 6,2.

"Rincian 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majane," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Jumat, 15 Januari.

Selain itu, sejumlah posko pengungsian saat ini sudah didirikan di wilayah Mamuju dan Majene. Untuk posko pengungsian di Kabupaten Majene tercatat ada 10 posko pengungsian. Sementara, untuk Kabupaten Mamuju ada 5 posko pengungsian.

"Terdapat 10 titik lokasi pengungsian di Kabupaten Majene, antara lain di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua yang terdapat di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana," ucap dia.

"Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian yang berada di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro," sambung Raditya.

Lebih jauh, BNPB juga sudah mendistribusikan bantuan berupa kebutan pokok. Tapi untuk kondisi saat ini, aliran listrik masih terputus dan jaringan komunikasi belum stabil di dua Kabupaten tersebut.

"BNPB turut mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempabumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, antara lain 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA," tandas dia.