Bagikan:

JAKARTA - Yordania menyalahkan Israel pada Hari Minggu atas eskalasi yang terjadi belakangan ini di Palestina, mengatakan pihaknya memperkirakan kekerasan akan memburuk, setelah serangkaian serangan roket dan serangan udara Israel di Gaza, Lebanon dan Suriah.

"Pemerintah Israel memikul tanggung jawab atas eskalasi di Yerusalem dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Sinan Al Majali, The National News 9 April.

Peningkatan kekerasan di Tepi Barat dan Yerusalem, yang telah meningkat sejak pemerintah sayap kanan ultra kanan mengambil alih kekuasaan di Israel pada akhir Desember, menyebar melintasi perbatasan pada akhir pekan Paskah ini.

Israel mengebom target-target di Suriah dan Lebanon dalam dua hari terakhir setelah roket-roket ditembakkan dari kedua negara tersebut.

Satu roket meledak di Yordania utara semalam, kata militer Yordania, menyoroti kedekatan kerajaan itu dengan kelompok-kelompok militan yang didukung Iran.

Al Majali mengatakan, Israel harus disalahkan "atas kerusakan yang akan menjadi lebih buruk" jika tidak menghentikan serangannya ke Masjid Al Aqsa dan apa yang ia gambarkan sebagai "tekanan" terhadap para jemaah.

Diketahui, Yordania memiliki perbatasan yang panjang dengan Israel, namun kedua negara telah menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994.

Monarki Hashemite, yang telah memerintah Yordania sejak didirikan sebagai protektorat Inggris pada tahun 1921, mengklaim perwalian atas Al Aqsa, salah satu tempat tersuci dalam Islam.

Sementara, Israel mengatakan penggerebekan yang dilakukan oleh polisi di Kompleks Masjid Al Aqsa dimaksudkan untuk menyingkirkan apa yang disebutnya sebagai ekstremis yang dipersenjatai dengan petasan dan batu.

Al Majali mengatakan, Israel, sebagai kekuatan pendudukan di bawah hukum internasional, harus menahan diri dari tindakan apapun yang akan merusak kesucian tempat suci tersebut.

Pada tahun 2021, hubungan antara Yordania dan Israel memburuk setelah kekerasan di Al Aqsa menyebabkan perang 11 hari antara Israel dan Hamas, salah satu kelompok pro-Iran utama di Timur Tengah.

Yordania memiliki komunikasi dengan Hamas, meskipun mereka mengusir sebagian besar kepemimpinan kelompok tersebut pada akhir 1990-an. Sebagian besar dari 10 juta penduduk kerajaan ini berasal dari Palestina.