Bagikan:

JAKARTA - Raja Abdullah II mengatakan kepada Presiden Mahmoud Abbas, Yordania akan selalu bersama dan mendukung Palestina, saat keduanya bertemu di Amman Hari Minggu, seiring peningkatan kekerangan di Yerusalem dan Tepi Barat.

Raja bertemu dengan Presiden Abbas dan tokoh-tokoh agama Palestina yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci di Yerusalem, di sebuah istana di pinggiran Kota Amman, kata kantor berita resmi Yordania.

"Anda akan menang melawan semua tantangan yang ada di depan Anda," demikian kutipan pernyataan raja, melansir The National News 3 April.

Pada Hari Sabtu, pasukan Israel di Tepi Barat menembak mati seorang pria Palestina, setelah apa yang mereka katakan sebagai serangan penabrakan yang melukai tiga tentara.

Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki melakukan aksi mogok kerja pada Hari Minggu, sebagai bentuk protes terhadap pembunuhan tersebut.

Sebelumnya, seorang pria lainnya ditembak mati oleh polisi Israel di dekat kompleks Al Aqsa di Yerusalem Timur pada Jumat malam.

Diketahui, Yordania dan Israel menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994.

Namun para pejabat Yordania khawatir bahwa peningkatan tekanan Israel terhadap Palestina dapat menyebabkan gelombang pengungsi ke Yordania, setelah gelombang pengungsi pada tahun 1940-an dan 1967.

Hal ini dapat mengganggu keseimbangan sosial di kerajaan tersebut, di mana suku-suku menyokong pasukan keamanan dan birokrasi.

Mengacu pada pernyataan seorang menteri Israel bulan lalu, raja "menyerukan kepada komunitas internasional untuk melawan pernyataan eksklusivisme dan rasis yang dibuat baru-baru ini oleh beberapa pejabat Israel".

"Ini adalah tugas kita dan tugas setiap Muslim untuk mencegah eskalasi Israel," tegas Raja Abdullah.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh mufi Yerusalem Mohammad Hussein, dan Mohammad Al Khatib, kepala lembaga wakaf Yerusalem, yang dikenal sebagai wakaf dan anggota pendeta Kristen di kota tersebut.