Bagikan:

JAKARTA - Raja Abdullah II dari Yordania berpartisipasi langsung dalam misi pengiriman bantuan kemanusiaan untuk rumah sakit lapangan di Jalur Gaza, Palestina, dengan metode airdrop pesawat udara, menurut laporan media pemerintah pada Hari Minggu.

Pengumuman itu menggarisbawahi dukungan Yordania dengan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza di tengah perang yang terus berkecamuk, dengan Raja Abdullah II berulang kal menyerukan agar Israel mencabut pembatasan terhadap arus bantuan.

Tayangan televisi resmi negara menunjukkan rekaman Raja Abdullah II mengenakan pakaian militer dan alat pelindung diri di sebuah pesawat angkut angkatan udara Yordania, saat pesawat tersebut menjatuhkan peti-peti berisi pasokan ke rumah sakit lapangan di Gaza, yang dikelola oleh militer kerajaan, melansir The National News 12 Februari.

Rekaman tersebut tidak memberikan tanggal pelaksanaan misi pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut, tetapi mengatakan Raja ambil bagian dalam operasi tersebut. Menurut media pemerintah, operasi penerjunan udara terakhir dilakukan pada tanggal 5 dan 6 Februari, yang dilakukan bersama dengan angkatan udara Belanda.

Mengutip Reuters, selain dengan Belanda, Yordania juga melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara bersama angkatan udara Prancis. Total, Yordania telah 11 kali melakukan pengiriman bantuan melalui udara.

Bantuan tersebut diterbangkan dengan parasut ke Rumah Sakit Lapangan 77 di utara Gaza, menggunakan palet yang dilengkapi dengan alat pemandu GPS yang dapat mengarahkan paket ke lokasi pendaratan.

Selain di lokasi tersebut, Yordania juga mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan 2 di selatan, dan sebelumnya telah memasoknya melalui udara.

Diketahui, setiap pesawat yang beroperasi di wilayah udara Jalur Gaza, harus mendapatkan izin dari Israel.

Sebelumnya, Putri Salma, putri kedua Raja Abdullah II yang juga seorang pilot angkatan udara, berpartisipasi dalam pengiriman bantuan melalui udara pada Bulan Desember.

Yordania berhasil membuat Israel mengizinkan Program Pangan Dunia (WFP) mengirim pengiriman ke Gaza melalui jalur darat lain yang dimulai dari Yordania, membantu mengurangi tekanan pada penyeberangan utama perbatasan Rafah yang kapasitasnya terbatas.

Yordania menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1994. Populasi 10 juta penduduk kerajaan ini terdiri dari sebagian besar orang yang berasal dari Palestina.

Mereka sebagian besar adalah keturunan Palestina yang terusir dari rumah mereka ketika Israel didirikan pada tahun 1948, dan ketika Israel menduduki wilayah Palestina setelah Perang Arab-Israel 1967.