Bagikan:

JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tidak akan berada di baris yang sama untuk mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024 sebagaimana pada pilpres 2014 dan 2019.

Dipastikan, PKS akan menolak untuk bergabung di koalisi besar yang digagas lima parpol pendukung pemerintah.

Partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu itu tetap berkomitmen berada di Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Demokrat untuk mengusung mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan sebagai capres.

"Presiden PKS sudah menandatangani Piagam Koalisi bersama Partai Demokrat dan Partai NasDem," ujar Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid, Sabtu, 8 April.

Kholid menegaskan, PKS akan tegak lurus dengan keputusan Musyawarah Majelis Syuro untuk memenangkan Anies sebagai Presiden RI pada pemilu 2024 mendatang.

"PKS InsyAllah akan Istiqomah tegak lurus dengan keputusan Musyawarah Majelis Syuro VIII bahwa PKS akan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden RI," kata Kholid.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengajak Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo untuk dapat bergabung di koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama PKB. Termasuk bergabung ke koalisi besar jika jadi terbentuk bersama parpol pendukung pemerintah lainnya.

"Kami terbuka untuk Perindo, kalau mau gabung dalam koalisi yang besar," kata Prabowo saat memberikan keterangan pers di Rumah Kartanegara, Jakarta, Rabu, 5 April.

Prabowo juga mengajak Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra bergabung ke koalisi yang sama saat pertemuan di kediamannya Kamis, 6 April.

"Semua masalah dibicarakan. Kalau PBB kali ini tidak dukung saya kebangetan," kata Prabowo.