JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengingatkan warga setempat mewaspadai cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi sebagai dampak bibit siklon tropis 98S di Laut Arafuru.
"Munculnya bibit siklon tropis 98S ada di Laut Arafuru tepatnya di sekitar 7.5”LS 132.5 bujur timur dapat menimbulkan cuaca ekstrem sebagai dampak tidak langsung pada tanggal 8-11 April di NTT," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Ambrosius Kodo di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan upaya Pemprov NTT dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem setelah munculnya bibit siklon tropis 98S di Laut Arafuru.
Ia mengatakan bibit siklon tropis 98S di Laut Arafuru dapat menimbulkan cuaca ekstrem sebagai dampak tidak langsung pada tanggal 8-11 April 2023 di sejumlah wilayah NTT.
Ia mengatakan BMKG Kupang telah memberikan peringatan dini terhadap adanya bibit siklon tropis 98S di Laut Arafuru tepatnya di sekitar 7.5”LS 132.5” BT yang dapat menimbulkan cuaca ekstrem di NTT.
Ia mengatakan beberapa wilayah di provinsi berbasis kepulauan ini yang berhadapan dengan bibit siklon tropis 98S, yaitu Pulau Timor, Rote Ndao, dan Sabu Raijua.
Dia menambahkan dampak siklon tropis itu berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, gelombang tinggi.
Selain itu, berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, sambaran petir, dan pohon tumbang.
BPBD NTT juga telah menyurati seluruh pimpinan umat beragama untuk mengimbau umat agar tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi adanya cuaca ekstrem sebagai dampak dari munculnya siklon tropis 98S di Laut Arafuru.
BACA JUGA:
Ia berharap, pimpinan umat beragama untuk melakukan mitigasi dengan mengimbau umat memangkas pohon atau dahan yang mudah tumbang di sekitar rumah maupun tempat kegiatan keagamaan.
"Selain itu umat beragama juga agar memperbaiki dan perkuat atap rumah, sedangkan para nelayan untuk sementara tidak melaut," kata dia.
Dia berharap, warga NTT apabila terjadi hujan dengan intensitas lebat lebih dari satu jam dan objek dengan jarak pandang 30 meter sehingga tidak jelas terlihat maka warga yang tinggal di sekitar sungai maupun di daerah lereng agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman terlebih dahulu.