JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak meminta masyarakat di daerah itu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi di tengah pandemi COVID-19.
"Kami berharap warga siap siaga menghadapi ancaman bencana alam itu," kata petugas BPBD Kabupaten Lebak, Rohmat dilansir dari Antara, Sabtu, 17 Oktober.
Potensi bencana hidrometerologi tersebut, di antaranya banjir, banjir bandang, puting beliung, dan tanah longsor.
Pada awal 2020, enam kecamatan di Kabupaten Lebak diterjang bencana alam mengakibatkan sembilan orang meninggal dan ribuan orang mengungsi.
BACA JUGA:
Terkait dengan kejadian itu, BPBD Lebak telah menyebarluaskan informasi kepada aparatur kecamatan, desa, kelurahan, dan masyarakat untuk siap siaga menghadapi ancaman bencana hidrometerologi.
Selama ini, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak menjadi langganan bencana alam jika cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Selain itu, BPBD Lebak mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi untuk pencegahan banjir, banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor.
"Kami berharap dengan meningkatkan kewaspadaan dapat mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Dia mengatakan saat ini ribuan warga Kabupaten Lebak tinggal di daerah rawan bencana alam, karena terdapat aliran sungai, perbukitan, dan pegunungan.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tersebar di 42 desa di Kecamatan Wanasalam, Banjarsari, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cibadak, Leuwidamar, Bayah, Cikulur, Cimarga, Kalanganyar, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.
Saat ini, kata dia, masyarakat di daerah itu sudah berkoordinasi dengan kecamatan serta BPBD setempat terkait dengan kewaspadaan bencana alam.
"Kami minta aparat kecamatan terus melakukan pemantauan di desa-desa rawan bencana guna mengurangi risiko bencana alam," katanya.