Ramai Dibahas Potensi Gempa Besar di Bali, BMKG Minta Warga Tak Panik
Ilustrasi/BMKG

Bagikan:

DENPASAR - Potensi gempa bumi bermagnitudo 8,7 di selatan Bali ramai dibahas. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tak panik. 

Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Ikhsan menjelaskan potensi gempa besar yang sedang diperbincangkan berasal dari buku pusat studi gempa nasional tahun 2017

“Bali memang memiliki potensi gempa seperti disebutkan dalam berita, namun semua berdasarkan kajian dari sudut keilmuan. Yang harus dipahami adalah potensi bukanlah suatu prediksi, jadi kapan terjadinya gempa yang disebutkan dalam berita belum dapat diketahui, karena  sampai saat ini belum ada satu pun teknologi yang dapat memprediksi  gempa kapan, di mana dan berapa besar kekuatannya,” kata Ikhsan dihubungi, Kamis, 15 Oktober.

Menurut dia, kajian potensi gempa bukan bertujuan untuk meresahkan masyarakat. Kajian diperlukan untuk memperkuat mitigasi bencana termasuk meningkatkan peran institusi terkait seperti pemerintah daerah dan meningkatkan kesiapan masyarakat dalam mitigasi bencana.

“Sekali lagi potensi bukannya prediksi. Dalam terminologi ilmu seismologi/gempabumi, prediksi itu sudah ada kepastian kapan terjadinya, jam berapa, berapa kekuatannya, berapa kedalamannya. Kalau demikian maka masih sulit dan belum ada satu pun teknologi yang dapat memastikan itu,” tegas Ikhsan.

Karena itu, masyarakat Bali diminta tetap tenang, tidak panik menerima informasi yang tak utuh. 

“Jangan mudah termakan isu atau hoax yang belum terkonfirmasi kebenarannya. Selalu update informasi melalui kanal-kanal informasi resmi milik BMKG,” ujar Ikhsan.

Belum Ada Alat Prediksi Waktu Pasti Gempa

Sebelumnya Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan istilah gempa megathrust dan potensi tsunami. Topik ini jadi sorotan terkait dengan hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu.

“Kami apresiasi hasil riset tersebut. Para peneliti mengedukasi perihal adanya ancaman kepada masyarakat. Ancaman itu terjadi atau tidak, belum ada yang bisa memprediksi secara tepat kapan terjadinya. Namun adanya potensi itu memang betul,” kata Rahmat Triyono dalam keterangannya, Minggu, 27 September. 

Potensi gempa magnitudo (M) 9,1 yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter yang dimodelkan ahli ITB menurut Rahmat  adalah skenario terburuk dari zona gempa megathrust.

“Skenario terburuk adalah skenario terbaik untuk upaya mitigasi. Jangan sampai mitigasi yang disiapkan berdasarkan skenario dengan potensi ancaman paling kecil. Justru nanti malah tidak siap jika skenario terburuk benar-benar terjadi,” ujarnya.

Potensi gempa bumi yang dapat memicu tsunami dari zona megathrust menurut Rahmat bukan hanya di selatan Jawa namun di seluruh zona megathrust dari barat Sumatera hingga selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Zona ini juga ada pada daerah Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina dan Subduksi Utara Papua.