MEDAN - Perang terhadap narkoba tak boleh kendor. Momentum bulan Ramadan dimanfaatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk mendekati kaum muda. Dalam acara bertajuk “Ngabuburit Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba)” ini dilakukan pertunjukan seni dan penyuluhan untuk memerangi narkoba.
Untuk menggelar acara ini Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo melibatkan beberapa pihak. Mereka bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatra Utara dan Politeknik Negeri Medan.
Pencegahan
Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Kemkominfo, yang diwakili oleh Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum, Astrid Ramadiah Wijaya, mengungkapkan bahwa upaya pencegahan terus dilakukan secara kolaboratif bersama BNN. Yakni, dalam hal menyediakan dan menyebarkan informasi tentang pencegahan bahaya narkotika dan prekursor narkotika.
“Lewat pertunjukan seni dan talkshow ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya narkoba. Sebagai penutup, semoga acara ini membawa manfaat yang besar dan positif bagi kita, masyarakat, dan negara,” ujar Astrid di sela-sela acara pada Rabu 5 April seperti keterangan tertulis yang diterima VOI.
Survei nasional yang dilakukan oleh BNN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 mendapati bahwa prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia meningkat 0,15 persen, terlebih survei tersebut menunjukkan prevalensi pemakai narkoba berada pada rentang umur 15 – 58 tahun.
Sosialisasi memerangi narkoba bagi generasi muda pun memerlukan cara yang lebih menarik dan seksama. Penyuluh Narkoba Ahli Madya, BNNP Sumatra Utara, Soritua Sihombing menjelaskan bahwa soft power approach perlu diupayakan untuk pencegahan terutama di civitas pendidikan seperti di kampus. Dalam kesempatan ini, Soritua mendorong Mahasiswa untuk turut menjauhi narkoba, terlibat dalam menggunakan dan bahkan mengedarkan.
“Tiga hal yang seharusnya dimiliki generasi muda untuk jauhi narkoba yaitu, KEPO atau kembangkan potensi, BAPER yaitu bawa perubahan, dan UTANG yaitu unggul dan tangguh. Mahasiswa harus menjadi agen perubahan sesuai dengan slogan War on Drugs: Berani Tolak, Berani Rehab dan Berani Lapor,” ujar Soritua.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Dosen Psikologi Universitas Sumatra Utara, Amalia Meutia, yang menjelaskan tentang kecanduan narkoba dari sisi psikologi. Menurutnya, addiction atau kecanduan dapat dikalahkan oleh connection atau keterikatan. Maka dengan memperbanyak hubungan dan komunikasi dengan orang lain, akan menjauhkan seseorang pada adiksi.
“Nature manusia diciptakan untuk terikat pada hal tertentu. Jika hal tersebut hal yang baik bahkan pada hal yang buruk sekalipun. Oleh sebab itu, kita perlu terikat pada hal-hal dan kegiatan yang positif,” ujar Amalia.
BACA JUGA:
Dosen Politeknik Negeri Medan, Zakaria Sembiring, juga menjabarkan pengalamannya dalam hal kedisiplinan saat berkuliah ketika menjelaskan visi Politeknik Negeri Medan.
“Kedisiplinan yang menurun menjadi celah masuknya pengaruh narkoba bagi generasi muda. Saya ingin mengimbau agar disiplin harus tetap ditegakkan. Jadi, disiplinlah dengan diri sendiri,” Zakaria menegaskan.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Direktur 1 Politeknik Negeri Medan Roslina dan Duta Pelajar Anti Narkoba 2020 Elvira Dwi Arista yang juga memberikan semangat kepada anak muda untuk ikut memerangi narkoba. Selain itu, acara diramaikan oleh pertunjukan seni kreatif dari anak muda Medan, yaitu penampilan stand up comedy oleh Syark Muslim dan Frans Joel, serta ditutup oleh grup musik Apricot.
Sekitar 300 mahasiswa dan masyarakat umum hadir dalam kegiatan “Ngabuburit Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba)” yang diharapkan dapat ikut menularkan semangat anti narkoba bagi anak muda lainnya. Acara ini juga ditayangkan secara langsung di akun Youtube Ditjen IKP Kominfo. (ADV)