Tiga Tahun Terakhir, Bakamla Mencatat Sebanyak 1.588 Pencari Suaka Terdampar di  Indonesia
Polisi mengamankan lokasi imigran Rohingya setelah terdampar di pantai Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (25/12/2022). (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Dari tahun 2020 hingga 2023 terdapat 1.588 orang pengungsi dan pencari suaka yang terdampar di Indonesia. Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia memaparkan penanganan para pencari suaka dan pengungsi melalui wilayah laut Indonesia.

"Kami telah melakukan dispersi operasi, memetakan sebaran lokasi pengungsi yang terdampar dari tahun 2020 sampai 2023 hingga memperkirakan rute laut yang digunakan oleh pengungsi," kata Aan Kurnia dalam keterangannya dikutip ANTARA, Rabu 5 April.

Hal itu juga disampaikan Aan Kurnia dalam rapat terbatas tingkat menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud MD di Jakarta.

Dia menjelaskan tindak penanganan pengungsi dan pencari suaka yang dilakukan Bakamla RI sesuai dengan PP Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Keamanan, Keselamatan, dan Penegakan Hukum (PKKPH) di Wilayah Perairan dan Wilayah Yurisdiksi Indonesia.

Berdasarkan data yang dimiliki Bakamla, dari tahun 2020 hingga 2023 terdapat 1.588 orang pengungsi dan pencari suaka yang terdampar di Indonesia.

"Sebenarnya tujuan mereka (para pengungsi) itu ke Malaysia dan Australia. Namun, karena kerusakan mesin kapal atau kapal yang digunakan tidak layak, mereka mengalami kecelakaan saat berlayar di perairan Indonesia," jelasnya.

Selanjutnya, setelah diselamatkan, para pengungsi diamankan ke dinas terkait di Indonesia. Namun, perlu kejelasan bagaimana nasib mereka.

Di sisi lain, menurut data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), jumlah pengungsi di Indonesia sebanyak 9.497 orang, belum termasuk pencari suaka yang berjumlah 3.213 orang. Dengan demikian, total pengungsi dan pencari suaka di Indonesia mencapai 12.710 orang.

Aan menjelaskan salah satu upaya untuk menyelesaikan persoalan itu dengan melakukan pertukaran informasi yang intens dengan memanfaatkan Asean Coast Guard Forum (ACF) yang dilakukan secara terpadu.

Selain itu, Daily Briefing Bakamla RI yang dilakukan oleh Indonesian Maritime Information Center (IMIC) di Puskodal Bakamla RI juga merupakan salah satu jalur komunikasi yang efektif, karena telah diikuti oleh 29 Kementerian/Lembaga (K/L) baik di dalam maupun luar negeri.