ARARIBOIA - Seorang suku adat Amazon di Brazil ditembak mati karena melindungi tanahnya dari pembalakan liar. Kematian ini memancing kemarahan dunia. Catatan hitam Presiden Brazil Jair Bolsonaro makin panjang. Hutan Amazon tak cuma dibakar, suku aslinya pun dibantai.
Paulo Paulino Guajajara dan Laercio Guajajara tengah berpatroli di wilayah Arariboia di negara bagian timur laut Maranhao, Jumat 1 November 2019 lalu ketika sebuah serangan terjadi.
Menurut laporan Survival International, sebuah kelompok yang membela hak-hak adat, Paulino ditembak di leher dan mati seketika di hutan. Sementara Laercio tertembak di bagian belakang. Ia berhasil melarikan diri.
Paulino dan Laercio adalah anggota Guardians of the Forest. Kelompok ini beranggotakan lebih dari seratus orang suku adat yang telah lama berjibaku dalam upaya perlindungan hutan dari pembalakan.
Peneliti Survival International Sarah Shenker mengatakan, kekerasan dan ancaman kematian suku adat penjaga hutan telah terjadi selama bertahun-tahun. Sayang, pidana terlalu sulit menyentuh para pelaku kekerasan.
"Ada banyak impunitas. Pihak berwenang tidak mau melindungi tanah adat. Kata-kata rasis dan proposal genosida mereka (pemerintah Brazil) yang anti-pribumi memberi semacam lampu hijau," tutur Shenker, dikutip dari Metro, Senin (4/11/2019).
Koordinator Asosiasi Masyarakat Brazil Soni Guajajara menyatakan, Paulino dan Laercio harus jadi korban terakhir dari pembantaian terstruktur ini. "Saatnya menghentikan genosida yang dilembagakan ini. Berhenti mengotorisasi pertumpahan darah orang-orang kami," serunya.
Catatan hitam Bolsonaro
Sejak menjabat Januari lalu, Presiden Brazil Jair Bolsonaro telah terlibat dalam berbagai kasus yang merugikan Amazon dan suku-suku asli di sana. Berbagai kebijakan Bolsonaro dinilai berorientasi pada kepentingan para pendukungnya di industri kayu, pertambangan, dan pertanian.
Dalam delapan bulan pertama tahun ini, deforestasi Amazon meningkat hampir dua kali lipat. Bolsonaro bahkan disebut sengaja membiarkan kebakaran hutan yang didalangi para pelaku industri.
Pada September lalu, Human Rights Watch menerbitkan sebuah laporan tentang pembantaian terhadap suku asli Amazon. Laporan itu menyebut pembantaian semakin masif terjadi di bawah Bolsonaro.
Dalam sejumlah kasus, para penebang diyakini membayar orang-orang bersenjata untuk menghabisi para penjaga hutan asli Amazon. "Mereka ingin membunuh kita semua," kata Soni Guajajara, Koordinator Asosiasi Masyarakat Brazil.
Sebelum Paulino, tiga penduduk adat lain tewas dalam serangan serupa di Arariboia. Menurut catatan, Arariboia adalah rumah bagi 5.000 penduduk asli penghuni Amazon. Selain Suku Guajajara, tercatat suku lain, Suku Awa yang hidup di wilayah tersebut.