Bagikan:

NUNUKAN - Menteri  Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi kampung budidaya rumput laut Mamolo di kelurahan Tanjung Harapan kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Didampingi Wakil Gubernur Kalimantan Utara Yansen Tipa Padan, anggota Komisi VI DPR, Deddy Sitorus dan Bupati Nunukan Asmin Laura. Rombongan MKP meninjau langsung usaha budidaya rumput laut oleh masyarakat di daerah Mamolo.

"Daerah ini (Mamolo) dipersiapkan menjadi sebuah kawasan industri pengolahan rumput laut. Mulai dari proses membentang hingga panen kering, sehingga rumput laut yang keluar dari Nunukan sudah dadi material yang memiliki nilai tambah lebih tinggi," kata Satria, Jumat, 31 Maret.

Jika hasil produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan mencapai 36 ribu ton per tahun dengan asumsi nilai rupiah mencapai Rp720 miliar dengan tiga kali putaran atau panen. Maka ada perputaran atau peredaran uang Rp 2 triliun di Nunukan.

"Tidak hanya rumput laut, usaha pengembangan usaha perikanan dan kelautan di Nunukan seperti  budidaya udang dan ikan bandeng juga punya potensi yang besar," ujarnya.

Dengan begitu, masing-masing jenis usaha itu bisa dibuatkan masing-masing zona.

"Seperti zona rumput laut, zona udang, kepiting juga ikan bandeng di Nunukan," jelasnya.

Dalam kunjungan kerjanya itu, Menteri Trenggono menyerahkan langsung bantuan sarana dan prasarana, berupa tali bentangan, tali pondasi, bibir serta pelampung rumput laut kepada sejumlah nelayan pembudidaya rumput laut di wilayah itu berupa 10 paket bantuan bibit rumput laut sebanya Rp280 juta.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR, Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengatakan, kedatangan menteri ke Nunukan dan Kaltara menjadi angin segar bagi nelayan melalui program yang sudah disiapkan kementerian termasuk rencana program untuk yang akan datang.

"Tentu saja kalau namanya Menteri datang tidak sekedar omong kosong, ada beberapa program yang dibawa pak menteri ke Kaltara," tegas Deddy Sitorus.

Di antaranya, Kampung Nelayan Maju (KALAJU) yakni program pengembangan nelayan berbasis komunitas ini disiapkan di Desa Mamolo dan Desa Tanjung Pasir. Perputaran uang di Desa Mamolo menurut laporan saat ini mencapai Rp700 miliar/tahun. Dengan optimalisasi, diharapkan ke depan diharapkan bisa mencapai 3 kali lipatnya.

"Nyaris tidak ada lagi nelayan tangkap di desa ini karena pendapatan nelayan dari rumput laut bisa mencapai Rp. 10 juta/bulan. Sedangkan di Tanjung Pasir, sedikit lebih rendah tetapi nelayan tangkap menghasilkan sekitar 5 ton ikan/hari," ujarnya.

Di kedua tempat ini, lanjut Deddy Sitorus akan disediakan bantuan optimalisasi budi daya dan investasi untuk hilirisasi pengolahan produk rumput laut. Kementerian KP juga akan menyiapkan tempurung kelapa sebagai pengganti botol aqua bekas untuk pelampung tali. Selain itu dijanjikan peralatan pengikat fondasi, zonasi budi daya dan pengeringan rumput laut.

"Saya juga meminta tambahan 2 program Kampung Nelayan Maju di dua tempat, yaitu di Sungai Pancang Sebatik dan Pulau Bunyu. Pak Menteri berjanji untuk memasukkan program itu pada tahun ini," jelasnya.

Pihaknya melalui DPR akan membantu membangun tempat pengeringan di Tanjung Pasir dan alat tangkap untuk nelayan.

"Tempat percontohan budidaya tambak udang, bandeng dan kepiting diharapkan menjadi rujukan bagi peningkatan produktivitas hasil budi daya tambak," pungkasnya.