Cerita Haru Keluarga Korban Sriwijaya Air: Bu Razanah Sudah Kita Tahan tapi Tetap Minta
Keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 (Foto: Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih terus berdatangan untuk memberikan data maupun sampel DNA ke Posko Antemortem ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta. 

Salah satunya keluarga dari Beben Sopian dan Razanah, pasangan suami istri yang terdaftar sebagai penumpang nomor 10 dan 11 pesawat nahas tersebut. 

Salah satu perwakilan keluarga pasangan yaitu Dadi Gunadi sempat menceritakan soal kepergian kerabatnya, saat menunggu anak pasangan tersebut menyerahkan data antemortem.

Dia mengaku, pihak keluarga sebenarnya sudah menahan keduanya untuk pulang ke Pontianak, Kalimantan Barat. 

Apalagi, saat ini, Razanah tengah menjalani kemoterapi di Kota Bandung akibat menderita penyakit kanker yang dideritanya.

"Jadi keluarga saya, Bu Razanah itu lagi kemoterapi di Bandung dan pekan depan itu kemo terakhir kankernya," kata Dadi kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, 13 Januari.

Hanya saja, meski sudah ditahan, Razanah tetap memaksa untuk pulang. "Sudah kita tahan untuk nggak usah pulang, ternyata ingin pulang, pulanglah dan akhirnya kejadian," ungkapnya.

Selanjutnya, ketika pasangan itu pulang, awalnya tak ada keluarga yang menyadari jika keduanya naik pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Alasannya, Razanah dan Beben kerap menggunakan maskapai penerbangan lain.

"Awalnya pas kejadian itu kita cuek. Cuek karena kebiasaan almarhum pakai maskapai yang lain," ujarnya.

Hanya saja, keduanya menyadari jadi penumpang pesawat tersebut setelah mendapat telepon dari Call Center Sriwijaya Air dan mendapat manifest yang terdapat nama keduanya. Barulah setelah itu, pihak keluarga merasa yakin keduanya turut dalam pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Terhadap peristiwa yang menimpa kerabatnya itu, Dadi mengaku dirinya dan keluarga hanya bisa pasrah. Mereka kini hanya bisa menunggu agar Razanah dan Beben bisa segera teridentifikasi.

Selain itu, dia juga berharap agar kejadian ini dapat segera diketahui penyebabnya. Apalagi black box atau kotak hitam berisi Flight Data Recorder (FDR) pesawat ini sudah ditemukan.

"Semoga penyebabnya cepat ketahuan. Kita ambil hikmahnya dari kejadian ini," katanya.

Diketahui, proses identifikasi ini juga telah mendapatkan hasil. Hingga hari keempat kemarin, sudah ada empat penumpang yang berhasil diketahui identitasnya dan dua di antaranya adalah kru dari Sriwijaya Air.

Dua kru tersebut adalah Okky Bisma yang merupakan flight attendent atau pramugara pesawat nahas tersebut dan Fadly Satrianto yang merupakan kru ekstra. Sementara dua lainnya adalah penumpang yaitu Khasanah dan Asy Habul Yamin.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak sempat hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 9 Januari 2020. Selanjutnya, otoritas memberikan kepastian jika pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Total, pesawat tersebut mengangkut 62 orang diantaranya 12 kru pesawat dan 50 penumpang yang terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.