Bagikan:

JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menerangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penjelasan meningkatnya kasus kekerasan di Papua. Jokowi meminta penjelasan ini dalam rapat terbatas di Papua beberapa waktu lalu.

“Memang benar sejak bulan Januari terjadi peningkatan terhadap kasus menonjol yang tercatat 41 kasus menyebabkan 22 orang meninggal, 88 orang luka-luka dan seorang disandera. Hal itu menjadi perhatian Presiden Jokowi saat rapat terbatas di Jayapura," kata Kapolda Papua dilansir ANTARA, Jumat, 24 Maret. 

Dijelaskan, meningkatnya kasus kekerasan hingga menewaskan korban itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya tidak lagi diindahkan imbauan kepada masyarakat khususnya yang bekerja sebagai tukang ojek. 

Padahal, aparat keamanan sudah berulangkali mengimbau agar masyarakat terutama yang berprofesi sebagai tukang ojek hendaknya selalu waspada dan tidak melayani mengantar penumpang ke wilayah rawan.

"Jangan karena diiming-imingi bayaran mahal menyebabkan nyawa jadi taruhannya," kata Fakhiri.

 

Kapolda mengemukakan kasus menonjol itu di antaranya penembakan, kontak tembak, penganiayaan, pembakaran dan pengancaman.

41 kasus kekerasan itu terbanyak terjadi di Kabupaten Yahukimo yakni sembilan kasus, menyusul Puncak delapan kasus, Pegunungan Bintang dan Intan Jaya masing-masing tujuh kasus, Kabupaten Nduga, Dogiyai dan Kota Jayapura masing-masing dua kasus. 

Kemudian Kabupaten Lanny Jaya, Puncak Jaya, Jayawijaya dan Tolikara masing-masing satu kasus.

Selain menyebabkan 22 orang meninggal, juga tercatat 88 orang terluka dan seorang disandera.