Berencana Kembali Bakar Al-Qur'an saat Ramadan Dimulai, Politisi Denmark Rasmus Paludan Dilarang Masuk Inggris
Rasmus Paludan. (Wikimedia Commons/Jesper Ahlin Marceta)

Bagikan:

JAKARTA - Politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan dilarang masuk ke Inggris, setelah mengancam kembali akan melakukan pembakaran salinan Al-Qur'an di Wakefield.

Menteri Keamanan Tom Tugendhat mengatakan, Rasmus Paludan, pendiri partai anti-Islam Stram Kurs, telah dimasukkan ke dalam daftar pantauan imigrasi Inggris.

Paludan mengatakan, ia berencana untuk membakar kitab suci tersebut di sebuah lapangan umum di kota yang terletak di West Yorkshire minggu ini.

Hal ini terjadi setelah empat murid di sebuah sekolah di Wakefield, diskors karena merusak salinan Al-Qur'an.

Dalam sebuah video yang diunggah ke Twitter pada Hari Minggu, Paludan mengatakan ia akan melakukan perjalanan ke kota tersebut untuk "melawan" "kekuatan-kekuatan yang tidak demokratis", melansir BBC 21 Maret.

Rasmus Paludan mengklaim dia berniat membakar Al-Qur'an pada Hari Rabu, bertepatan dengan dimulainya Bulan Ramadan. Sebelumnya, Paludan telah melakukan beberapa protes sebelumnya di mana salinan kitab suci umat Islam dibakar, dan berujung pada demonstrasi atas tindakan yang dilakukannya.

Pada Bulan Januari, ia membakar sebuah salinan Al-Qur'an di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Protes tersebut menjadi bagian dari pertikaian diplomatik antara Turki dan Swedia, berdampak pada penundaan ratifikasi keanggotaan NATO yang diajukan oleh Swedia.

Terkait hal tersebut, Menteri Keamanan Inggris mengatakan kepada House of Commons tentang intervensinya, setelah Simon Lightwood, anggota parlemen dari Partai Buruh untuk Wakefield, menyuarakan keprihatinannya pada Hari Senin tentang potensi kunjungan Paludan.

"Politisi sayap kanan Islamofobia Denmark, Rasmus Paludan, mengatakan bahwa ia akan melakukan perjalanan dari Denmark ke Wakefield dengan tujuan membakar Al-Qur'an di tempat umum," kata Lightwood.

Paludan sebelumnya pernah dipenjara di Denmark karena pernyataan-pernyataannya yang penuh kebencian dan rasis. Dia adalah orang berbahaya yang seharusnya tidak diizinkan masuk ke negara ini," sambungnya.

"Dapatkah Menteri Dalam Negeri meyakinkan saya dan masyarakat, bahwa pemerintah mengambil tindakan untuk mencegah hal ini?" tanya Lightwood.

Menjawab itu, Menteri Tugendhat mengatakan Paludan telah dimasukkan ke dalam daftar peringatan Inggris.

"Perjalanannya ke Inggris tidak akan kondusif untuk kepentingan publik dan dia tidak akan diizinkan masuk," sebutnya.

Sebelumnya, empat siswa diskors dari Sekolah Menengah Atas Kettlethorpe di Wakefield pada bulan Februari, setelah seorang siswa Kelas 10 membawa sebuah Al-Qur'an, yang dilaporkan sebagai bagian dari tantangan.

Sampul kitab suci umat Islam tersebut telah robek dan beberapa halamannya lecet, namun polisi menyimpulkan tidak ada pelanggaran yang dilakukan. Kepala sekolah mengatakan ia merasa lega, karena "tidak ada niat jahat dari pihak-pihak yang terlibat".