BANJARMASIN - Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan menggagalkan penyelundupan puluhan ribu obat terlarang yang dikirim melalui paket pada jasa ekspedisi di Banjarmasin.
"Total barang bukti obat disita 10.392 butir pil warna kuning bertuliskan DMP jenis dekstrometorfan," kata Kasubdit III Ditresnarkoba Polda Kalsel AKBP Jupri Tampubolon di Banjarmasin dilansir ANTARA, Senin, 20 Maret.
Polisi meringkus pemesan barang terlarang berinisial MA (40) warga Jalan Kelayan A, Kota Banjarmasin.
Dari keterangan tersangka, obat dipesan dari Pulau Jawa dan rencananya diedarkan di Banjarmasin yang biasanya disalahgunakan pemakainya seperti narkoba.
Jupri menjelaskan obat dekstrometorfan adalah obat yang masuk dalam kategori narkotika golongan III, yaitu obat atau zat yang banyak digunakan dalam terapi karena memang fungsinya sebagai obat batuk namun kerap disalahgunakan hingga berakibat ketergantungan.
Ditegaskan penyalahgunaan obat dekstrometorfan sama saja telah melakukan penyalahgunaan narkotika golongan III berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada Pasal 122 ancaman pidana penjara paling singkat dua tahun dan paling lama tujuh tahun dan pidana denda paling banyak Rp3 miliar.
BACA JUGA:
Selain jenis obat dekstrometorfan, Tim Subdit III Ditresnarkoba Polda Kalsel mengungkap peredaran obat mengandung karisoprodol atau dipasarkan dengan nama somadril atau PCC.
Sebanyak 513 butir obat disita dari pelaku wanita berinisial MS (50) warga Kelayan Timur, Banjarmasin yang ditangkap pada Jumat (17/3).
Jupri menyebutkan tersangka dijerat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Hukum Kesehatan.
"Efek samping karisoprodol sering disalahgunakan seperti penggunaan narkoba, makanya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak 2013 telah mencabut izin edar obat yang mengandung karisoprodol," katanya mewakili Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Kombes Tri Wahyudi.