JAKARTA - Perusahaan kosmetik di China terpaksa menarik iklan produknya setelah dikecam warganet. Musababnya, iklan pembersih makeup di wajah itu dianggap malah menjelekkan pihak korban dalam tindakan pelecehan seksual.
Mengutip Independent, Selasa 12 Januari 2021, diproduksi oleh merek makeup China, Purcotton, iklan tersebut menunjukkan seorang wanita sedang berjalan di area yang remang-remang. Kemudian muncul seorang penguntit dan menguntit si wanita.
Wanita itu lantas ketakutan, lalu menghapus makeup di wajahnya dengan tisu pembersih itu. Setelah makeupnya bersih, wajah aslinya terlihat seraya membuat penguntit enggan mendekatinya.
Sontak iklan tersebut mendapat kecaman warganet. Tak sedikit yang mengatakan perusahaan tersebut telah menjelekkan korban pelecehan seksual dan mengaitkan hal tersebut dengan penampilan fisik korban. Perusahaan akhirnya menarik iklan 26 detik yang dipublikasikan di media sosial China, Douyin, minggu lalu setelah banyak kecaman.
Situs informasi China, Girls 'Information, yang dioperasikan oleh Federasi Wanita Seluruh China yang berafiliasi dengan pemerintah, juga mengecam iklan tersebut. Lewat akun media sosialnya, mereka mengungkapkan kekecewaannya karena perusahaan itu "menjelekkan korban tindak pelecehan seksual."
"(Itu) penuh prasangka, kebencian, dan ketidaktahuan. Wanita adalah konsumen dan bukan barang konsumsi. Tidak dapat dipungkiri bahwa iklan 'kreatif' yang menghina wanita akan dikritik oleh publik," kata unggahan di media sosial.
"Ladies, apakah kamu khawatir akan diperkosa? Gunakan pembersih makeup Purcotton dan pemerkosa sial itu akan lari berteriak, karena kamu mengerikan tanpa makeup dan tidak ada pria yang menginginkanmu. Budaya pemerkosaan di #China #women," tulis seorang warganet di Twitter.
Klarifikasi
Meskipun Purcotton, yang dimiliki oleh Winner Medical Group, awalnya mempertahankan iklan tersebut sebagai cara artistik untuk menunjukkan “kemampuan membersihkan” tisu, mereka kemudian meminta maaf karena iklan itu. Mereka segera mencabut iklan tersebut, sementara seruan boikot produk tersebut terus tumbuh.
BACA JUGA:
"Kami mengakui video ini tidak mengikuti nilai-nilai kami untuk ditayangkan secara daring. Kami mengecewakan Anda dan menyakiti perasaan Anda. Kami sangat menyesali ini dan dengan tulus mengatakan 'Kami minta maaf, kami salah',” kata perusahaan itu di lewat akun Weibo.
"Kami telah membentuk tim untuk meminta pertanggungjawaban orang atas masalah tersebut dan, sementara itu, kami akan meningkatkan produksi konten dan proses peninjauan untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi," tambahnya.