JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin berpesan kepada intelijennya untuk selalu melindungi negara. Imbauan itu keluar setelah Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia berada di balik aksi peretasan besar-besaran ke negaranya.
Melansir Reuters, Senin, 21 Desember, Putin mengumumkan hal itu pada acara peringatan 100 tahun berdirinya badan intelejen luar negeri, SVR. Ia juga menambagkan badan tersebut dan badan keamanan lainnya adalah jaminan penting dari pembangunan berdaulat, demokratis, dan independen.
"Saya tahu apa yang saya bicarakan di sini," kata Putin, dalam komentar yang dibagikan di situs Kremlin. "Dan saya sangat menilai operasi profesional sulit yang telah dilakukan."
“Perhatian paling serius harus diberikan pada keamanan informasi, untuk memerangi ekstremisme dan melawan korupsi,” tambahnya.
Selain itu, Putin juga mengimbau kepada anggota intelijen segera memberi perhatian khusus pada risiko yang ditimbulkan konflik di dekat perbatasan negara. Misalnya saja konflik yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
BACA JUGA:
"Saya berharap Badan Intelijen akan terus menanggapi secara fleksibel konteks internasional yang sangat berubah, secara aktif berpartisipasi dalam mengidentifikasi dan menetralkan potensi ancaman terhadap Rusia, dan meningkatkan kualitas bahan analitisnya," kata Putin.
Sebelumnya, beberapa peneliti dunia maya internasional menyatakan bahwa dinas intelijen luar negeri SVR Rusia diduga berada di balik serangan peretasan kepada AS. Alhasil, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan pada Jumat lalu, Rusia bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, Rusia membantah hal tersebut.