Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Hari Rabu, negaranya selalu terbuka untuk diplomasi tetapi mengutamakan kepentingan keamanan nasionalnya sendiri, dengan terus memperkuat militernya dalam menghadapi apa yang disebutnya situasi internasional yang sulit.

Berbicara dalam sebuah pernyataan video yang dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Pembela Tanah Air, Presiden Putin tidak menyebutkan perselisihannya dengan Barat atas Ukraina yang telah menyebabkan sanksi Barat dikenakan pada Rusia, setelah ia memutuskan untuk mengakui kemerdekaan dua wilayah Ukraina yang memisahkan diri.

Meski demikian, Presiden Putin juga menggunakan penampilan itu untuk mengirim pesan ke Barat tentang sikapnya atas masalah ini.

"Negara kami selalu terbuka untuk dialog langsung dan jujur ​​dan siap mencari solusi diplomatik untuk masalah yang paling rumit," ujarnya seperti melansir Reuters 23 Februari.

"Tetapi saya ingin mengulangi, kepentingan Rusia dan keamanan rakyat kami tidak bersyarat. Jadi, kami akan terus memperkuat dan memodernisasi angkatan darat dan angkatan laut kami," sambungnya.

Amerika Serikat menuduh Presiden Putin mengumpulkan lebih dari 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, dalam persiapan untuk apa yang dikhawatirkan bisa menjadi invasi skala penuh.

Sementara, Rusia telah berulang kali membantah rencana serangan semacam itu tetapi mengatakan, pihaknya memiliki kewajiban untuk melindungi orang-orang yang tinggal di dua wilayah yang memisahkan diri itu.

"Kita dapat melihat situasi internasional yang sulit dan ancaman yang ditimbulkan oleh tantangan saat ini, seperti erosi sistem kontrol senjata dan aktivitas militer NATO," tukas Presiden Putin.

"Namun, seruan Rusia untuk membangun sistem berdasarkan keamanan yang setara dan tak terpisahkan yang akan secara andal membela semua negara, tetap tidak terjawab," tandasnya.