Muncul Polio di Purwakarta, Dinkes DKI Minta Seluruh Puskesmas Lakukan Surveilans Aktif
Ilustrasi petugas puskesmas menimbang berat badan anak untuk mengukur gizi dan keadaan tubuh balita. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI meminta seluruh puskesmas melakukan surveilans atau penelusuran aktif terhadap potensi polio di Jakarta. Hal itu menyusul ditemukannya satu kasus polio di Purwakarta dan Pidie, Aceh.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama, mengatakan pihaknya telah membuat surat kewaspadaan acute flaccid parakysis (AFP) atau lumpuh layu akut dan polio untuk fasilitas kesehatan di DKI.

"Dinkes DKI mengimbau puskesmas melakukan surveilans aktif berbasis masyarakat dengan melakukan sosialisasi kepada lintas sektor utamanya aparat masyarakat seperto lurah, kader, RT, RW, dan tokoh masyarakat," kata Ngabila dalam keterangannya, Senin, 20 Maret.

Kemudian, Dinkes DKI juga meningkatkan target penemuan kasus AFP pada tahun 2023 menjadi minimal 5 kali lipat dari target minimal per kabupaten kota per tahun.

Sejauh ini, lanjut Ngabila, belum ditemukan ada kasus polio di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir. "Semua terduga AFP difollow up dan dilakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Sejauh ini semua negatif," tutur dia.

Sebagai infotmasi, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi temuan tiga kasus polio pada anak usia di bawah 5 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh pada November 2022.

Kasus ini kembali muncul setelah Indonesia dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014. Saat itu, pemerintah langsung menetapkan temuan kasus ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Dua kasus polio kembali muncul di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireuen pada Januari 2023. Lalu seorang anak balita di Purwakarta juga dinyatakan polsitif polio dalam hasil tes yang keluar pada 14 Maret 2023, setelah sebelumnya menunjukkan riwayat gejala gangguan tumbuh kembang.