BALIKPAPAN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi 11 titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sehingga semua pihak diminta saling menjaga agar tidak terjadi titik panas lagi karena sejumlah kawasan masih berpotensi panas beberapa hari.
"Sebaran titik panas tersebut telah kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida dikutip ANTARA, Minggu, 19 Maret.
Sebanyak 11 titik panas tersebut terpantau sepanjang Sabtu (18/3) mulai pukul 01.00 hingga pukul 24.00 Wita, kemudian langsung disampaikan ke instansi terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Sehari sebelumnya Jumat, pihaknya juga mendeteksi sebanyak 20 titik panas tersebar pada tiga kabupaten di Kaltim, yakni Berau, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur, namun titik panas tersebut telah padam setelah dilakukan penanganan oleh pihak terkait.
Sedangkan 11 titik panas yang terpantau Sabtu berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Ke-11 titik panas yang terdeteksi Sabtu tersebar di tiga kabupaten, yakni di Kabupaten Berau ada 3 titik, Kabupaten Kutai Kartanegara 2 titik, dan Kabupaten Kutai Timur terdapat 6 titik panas.
Rinciannya adalah titik panas di Kabupaten Berau tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sambaliung ada 1 titik dan Kecamatan Gunung Tabur terdeteksi 2 titik.
Kemudian 2 titik panas yang terpantau di Kabupaten Kutai Kartanegara, tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Loa Janan dan Loa Kulu.
BACA JUGA:
Sedangkan 6 titik panas yang berada di Kabupaten Kutai Timur, tersebar di dua kecamatan, yakni 3 titik di Kecamatan Kaubun dan 3 titik di Kecamatan Bengalon.
"Mengingat akhir-akhir ini kerap terpantau titik panas, maka kami mengimbau semua elemen untuk sama-sama menjaga, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar," kata Diyan.