'Jangan Bermain Api,' Danrem <i>Warning </i> Pilot yang <i>Nyelonong </i> ke Wilayah Rawan Konflik di Papua Tanpa Koordinasi
Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring saat mengecek kesiapan gelar pasukan pengamanan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jayapura. (ANTARA/HO/Penrem 172/PWY)

Bagikan:

PAPUA - Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring mengakui, saat ini ada pilot yang terbang ke daerah rawan tanpa koordinasi terlebih dahulu.

"Masih banyak yang terbang dan nyelonong ke daerah yang tidak aman dan itu sedang dicermati," kata Brigjen TNI JO Sembiring di Jayapura, Antara, Minggu, 19 Maret. 

Dijelaskan, pihaknya mengajak seluruh maskapai agar menginformasikan rencana terbangnya sehingga bila ada informasi terkait keamanan di wilayah yang akan dituju dapat diinformasikan.

Hampir di setiap bandara ada kadis ops dan paskhas serta Polri dan itu terkoneksi sehingga bila ada perkembangan di suatu wilayah dapat segera diketahui.

"Jangan bermain api," harap Sembiring.

Masyarakat di kawasan Pegunungan Papua sangat membutuhkan layanan penerbangan termasuk penerbangan perintis sehingga dengan adanya sejumlah aksi teror menyebabkan merekalah yang akan mengalami keterbatasan baik pengiriman logistik maupun lainnya.

Karena itu diharapkan masyarakat berani melaporkan bila terjadi sesuatu dengan menggunakan SSB yang ada di kampungnya sehingga dapat segera diambil tindakan.

"Penerbangan khususnya perintis sangat membantu masyarakat di Papua terutama di pegunungan," kata Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring.

Ketua Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Capten Rama Noya secara terpisah mengakui, sejak Januari tercatat empat kasus gangguan keamanan yang menimpa dunia penerbangan di Papua.

Gangguan keamanan pertama terjadi tanggal 9 Januari yang dialami pesawat Caravan PK-HVV milik PT. Ikaros yang ditembak saat akan mendarat di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kemudian tanggal 7 Pebruari pesawat Pilatus PC-6 dengan nomor penerbangan PK-BVY milik Susi Air dibakar sesaat setelah mendarat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, dan pilotnya Capt. Philip Martenz disandera hingga kini.

Tanggal 7 Maret pesawat cargo milik PT. Smart Aviation dan Pesawat PT. Daby Air ditembaki di Bandara Biloral, Intan Jaya sehingga kedua pesawat melakukan go around dan gagal mendarat.

Kemudian tanggal 11 Maret pesawat penumpang milik PT. Trigana Air-type B737-500, PK- YSC ditembak saat melakukan tinggal landas dari bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan hingga mengakibatkan lubang di bagian bawah badan pesawat.

"IPI berharap seluruh semua pihak menjaga dan melindungi pilot dan penerbangan sipil di Papua dari gangguan keamanan, " harap Capt. Rama Nayo