Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, belum ada industri kecil menengah (IKM) yang masuk rantai produksi manufaktur kendaraan bermotor listrik, baik roda dua maupun empat di Indonesia, hingga saat ini.

Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengungkapkan, perlu waktu yang cukup sembari para produsen terkait mulai meningkatkan aktivitas manufaktur kendaraan bermotor listrik-nya.

"Belum ada (IKM terlibat di rantai pasok kendaraan listrik). Kami masih coba sepeda listrik dulu," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 17 Maret.

Reni menilai, apabila IKM ingin masuk ke industri kendaraan listrik, hal pertama yang harus dilakukan ialah berkecimpung dalam sektor perbengkelan.

Sebab, menurut dia, jika IKM sudah bisa mereparasi kendaraan listrik, secara otomatis kepercayaan masyarakat atau konsumen untuk membeli kendaraan jenis tersebut juga akan tinggi.

"Kami berangkat dari bengkel dulu, ketika bengkelnya sudah siap untuk mereparasi kendaraan listrik, otomatis kepercayaan masyarakat atau konsumen untuk beli ada," ujarnya.

"Bagaimana menumbuhkan jasa-jasa bengkel reparasi untuk kendaraan listrik itu penting," tambah Reni.

Terkait hal tersebut, kata Reni, pihaknya terus mendorong IKM agar masuk rantai pasok dalam perusahaan besar guna menambah daya saing industri dan melepas ketergantungan ke negara tertentu yang selama ini jadi pemasok.

Berdasarkan data yang dimiliki, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat penambahan 100 IKM yang masuk ke rantai pasok perusahaan besar tiap tahun.

"Untuk industri tekstil sudah banyak, termasuk boneka sekelas Mattel. Otomotif juga seperti itu, kemudian bisa diperluas ke sektor lain, seperti hotel atau restoran," tandasnya.