Politikus Demokrat Ingatkan Adian Napitupulu: Jangan Campuri Urusan Partai Lain
Politikus Demokrat Didik Mukriyanto/FOTO: Nailin In Saroh-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukriyanto merespons pernyataan politikus PDIP Adian Napitupulu yang menyebut pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah tanda ketidakpercayaan terhadap anggota DPR dari fraksi Demokrat.

 

Didik menegaskan, pidato AHY merupakan hak politik setiap partai politik (parpol) yang bertanggung jawab terhadap harapan dan keinginan masyarakat.

“Itu kan hak politik. Karena partai politik itu juga menjadi agregat publik, bagaimana menyampaikan pesan kepada publik bagaimana kemudian meneruskan apa yang menjadi harapan publik,” ujar Didik di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Maret. 

 

Sebaliknya, menurut Didik, masyarakat perlu tahu apa yang diperjuangkan Partai Demokrat lewat pidato politik AHY. Sebab masyarakat punya hak untuk diperjuangkan aspirasinya.  

"Masyarakat tahu apa sih yang diperjuangkan Partai Demokrat? Apa benar aspirasinya diperjuangkan Demokrat? Itu kan standing legitimasi politiknya, harus disampaikan," kata legislator dapil Jawa Timur itu.

Karena itu, Didik memperingatkan Adian agar tidak mencampuri urusan internal Partai Demokrat. Apalagi, kata dia, partainya selama ini juga tidak pernah mengintervensi PDIP, justru menghormati setiap sikap politiknya. 

"Tidak pantas kemudian seorang pun menghalangi untuk berpendapat untuk berpandangan. Kami pun menghargai kok apa yang menjadi standing sikap dari PDIP,“ tegas Didik.

“Jadi jangan sampai pengelolaan partai ini kemudian mencampuri atau mengintervensi partai yang lain,” imbuh anggota Komisi III DPR itu. 

Sebelumnya, anggota DPR fraksi PDIP Adian Napitupulu menyoroti pidato AHY yang mengkritik pemerintah tak berpihak pada rakyat miskin atau wong cilik lantaran menghabiskan uang negara untuk pembangunan mercusuar. Padahal rakyat tengah kesulitan ekonominya.  Adian menilai, AHY seolah menghilangkan peran anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat yang berada di parlemen. Seharusnya, kata dia, AHY selaku ketua umum memerintahkan kader-kadernya yang duduk di kursi wakil rakyat menyampaikan langsung kritiknya kepada pemerintah.

“Kenapa kemudian AHY ngomong begitu? Karena dia tidak percaya kader-kadernya di DPR tak sanggup memperjuangkan itu,” kata Adian di Graha Pena ‘98, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Maret.

Adian menuturkan, wakil rakyat dari Demokrat di tingkat pusat hingga daerah sangat banyak. Sehingga seharusnya anggota dewan tersebut keberatan karena AHY menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah.  

“Kalau gua jadi anggota DPR Demokrat gua tersinggung. Jangan kamu yang bicara saya yang bicara, gitu dong. Itu loh,” kata sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) itu. 

Adian menyebut, pidato AHY tersebut menunjukkan kegagalannya melakukan kaderisasi di DPR.

“Materi (pidato) AHY belum tentu benar, kita bisa perdebatkan panjang lebar. Yang gua bingung itu kenapa harus dia kok lu gak percaya sih sama orang-orang lu di DPR itu loh? Ya menurut gua itu kegagalan kaderisasi partai Demokrat lah,” kata Adian.