JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terus melobi pihak GAVI, agar Indonesia bisa mendapatkan total 108 juta dosis vaksin yang akan diberikan secara gratis. GAVI merupakan sebuah aliansi vaksin multilateral yang berbasis di Jenewa, Swiss.
Budi berharap bisa mendapatkan lebih banyak vaksin gratis ini. Dengan begitu, pembelian vaksin di empat saluran lainnya bisa ditekan. Artinya, pemerintah dapat menghemat anggaran untuk pembelian vaksin.
"Sampai dua hari yang lalu kami masih bicara dengan mereka dan ada kemungkinan mereka bisa menaikkan itu menjadi 108 juta," katanya, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa, 12 Januari.
Saat ini, kata Budi, Indonesia baru mendapatkan kepastian vaksin COVAX/GAVI dengan jumlah 54 juta dosis. Menurut Budi, masih ada peluang untuk mendapatkan 54 juta dosis lagi, sehingga total menjadi 108 juta dosis.
"Karena yang dari Covax GAVI ini adalah organisasi multilateral dari WHO juga, angkanya belum pasti dan masih bisa bergeser," tuturnya.
Namun, kata Budi, jika pemerintah tak berhasil melobi pihak GAVI untuk mendapatkan tambahan vaksin, maka opsi yang diambil adalah tetap membeli vaksin dari supplier.
BACA JUGA:
"Tetapi kalau kita tidak dapat, kita akan ambil yang berbayar," jelasnya.
Saat ini ada lima merek vaksin yang dipesan Indonesia. Empat di antaranya harus dibeli. Mulai dari vaksin Sinovac, Novavac, AstraZeneca, hingga Pfizer.
Total pemesanan yang sudah ada kepastian mencapai 329 juta. Di dalamnya termasuk vaksin Pfizer sebanyak 50 juta dan AstraZeneca sebanyak 50 juta, yang sudah masuk proses finalisasi perjanjian volume pembelian. Di luar itu, ada potensi pembelian sebesar 334 juta.
"Jadi total di meja (firm order dan potensi) sekarang 663 juta, dari kebutuhan 426 juta," katanya.