Sekilas tentang Bank Syariah Mandiri, Salah Satu Pemblokir Rekening FPI
Ilustrasi. (Foto: Bank Syariah Mandiri)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan entitas anak usaha dari PT Bank Mandiri Tbk. Cikal-bakal dari pendirian BSM adalah ketika Bank Mandiri melakukan langkah strategis dengan mengubah PT Bank Susila Bakti  yang kala itu merupakan bagian dari anak perusahaan, menjadi lembaga perbankan berbasis syariah.

Kini setelah lebih dari dua dekade Bank Syariah Mandiri berdiri, pemerintah selaku pemegang saham pengendali membuat keputusan penting untuk menggabungkan tiga bank syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia.

Adapun, ketiga bank tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Negara Indonesia Syariah, serta PT Bank Syariah Mandiri.

BRIS sendiri sebagai satu-satunya perusahaan publik di antara ketiga bank tersebut ditunjuk sebagai entitas induk. Sedangkan dua lainnya akan melebur dalam susunan inti BRIS.

Namun yang unik, BSM diketahui menjadi entitas dengan porsi setoran saham terbesar dengan 51 persen. Hal tersebut dikarenakan BSM merupakan bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi kepemilikan aset.

Sebuah laporan menyebutkan bahwa berdasarkan rekapitulasi kinerja semester I 2020, tiga bank syariah nasional ini memiliki total aset sebesar Rp214 triliun dengan modal inti Rp20,4 triliun. Angka tersebut menjadikan Bank Syariah Indonesia menjadi lembaga perbankan berprinsip syariah terbesar di republik ini, bahkan masuk dalam jajaran 10 besar bank syariah dunia.

BSM sendiri dalam perjalanannya bisa dibilang cukup moncer. Hal tersebut dibuktikan BSM melalui torehan prestasi pada sepanjang tahun lalu meskipun kondisi perekonomian sedang terpuruk imbas pandemi COVID-19.

Mengutip laporan keuangan terakhir perseroan periode kuartal III 2020 di laman resmi, disebutkan bahwa Bank Syariah Mandiri berhasil menghimpun laba bersih tidak kurang dari Rp1,07 triliun. Angka tersebut naik 22,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun, penopang cuan BSM dikontribusikan dari paling banyak oleh peningkatan fee based income terutama yang disumbang dari layanan digital, produk berbasis emas dan pendapatan margin pembiayaan consumer.

Dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), disebutkan bahwa terjadi peningkatan nilai simpanan dengan tabungan yang menjadi penyokong utama sebesar Rp44,7 triliun atau naik 19,2 persen year-on-year. Tingginya angka tabungan ini berkontribusi sebesar 59,2 persen dari seluruh dana murah yang dimiliki perseroan (tabungan, giro, dan deposito).

DPK yang melesat tersebut membuat aset BSM tercatat menjadi Rp119,43 triliun atau naik 16,1 persen. Lalu untuk sektor intermediasi perbankan, pembiayaan BSM disebutkan menyentuh nilai Rp79,2 triliun atau tumbuh 7,3 persen dibandingkan dengan kuartal III 2019.

Melambungnya jumlah pembiayaan diikuti oleh kemampuan perseroan untuk menjaga kualitas penyaluran dana dengan rasio NPF (non-performing financing/NPF) nett sebesar 0,6 persen pada September 2020 dibandingkan dengan September 2019 yang sebesar 1,6 persen

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku lembaga pengawas keuangan, memberi patokan penyaluran pembiayaan maupun kredit berkategori sehat tidak boleh melebih ketentuan 4 persen.

Untuk diketahui, Bank Syariah Indonesia nantinya akan memiliki 1.200 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal tersebut merupakan modal penting untuk menggarap 270 juta penduduk Indonesia yang 87 persen diantaranya merupakan muslim.

Disisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan total aset keuangan syariah nasional mencapai Rp1.710 triliun. Nilai tersebut tidak termasuk kapitalisasi saham syariah.

Sebagai informasi, akta penggabungan tiga bank syariah milik pemerintah dilakukan pada Rabu, 16 Desember 2020 di Jakarta. Melalui penandatanganan tersebut, disepakati Hery Gunardi sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia. Diikuti kemudian oleh Ngatari sebagai wakil direktur utama I, dan Abdulah Firman Wibowo sebagai wakil direktur utama II.

Rencananya, Bank Syariah Indonesia akan mulai beroperasi secara penuh pada 1 Februari mendatang. Menarik ditunggu kiprah dari lembaga jasa keuangan perbankan ini dalam menggarap ceruk pasar syariah di Tanah Air.