Bagikan:

JAKARTA - Seorang dokter militer China yang mengungkap sepenuhnya epidemi SARS ketika melanda Beijing pada 2003 silam, Jiang Yanyong meninggal dunia pada usia 91 tahun. Hal ini disampaikan rekan Jiang dan beberapa media lokal, sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu, 15 Maret.

Dalam surat terbuka yang dikirim ke media pada 2003 lalu, Jiang Yanyong menuding pemerintah sengaja tidak melaporkan penyebaran penyakit pernapasan itu. Padahal penyakit itu menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.

Berita kematiannya pun tidak dilaporkan di media pemerintah China, seperti norma dengan tokoh publik yang sensitif secara politik.

Hu Jia, seorang aktivis hak asasi manusia yang mengaku sebagai rekan Jiang menyebutkan, dia meninggal di sebuah rumah sakit militer Beijing.

Dua teman keluarga Jiang lainnya, Bao Pu dan Bao Jian, memposting di Twitter tentang kematiannya awal pekan ini. Tidak ada yang segera menjawab permintaan komentar dari Reuters.

"Dr. Jiang Yanyong, yang mengungkap penyembunyian epidemi SARS dan dikenal berani mengatakan yang sebenarnya, telah meninggal dunia," tulis Bao Pu di Twitter.

Beberapa media termasuk South China Morning Post mengatakan dia meninggal pada hari Sabtu karena pneumonia, mengutip sumber. Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi hal ini.

Kematian Jiang terjadi selama sesi tahunan parlemen China, saat yang sensitif secara politik ketika langkah-langkah keamanan ditingkatkan di ibu kota.

Lahir dari keluarga perbankan yang kaya dan anggota lama Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa, Jiang menjabat sebagai kepala ahli bedah di sebuah rumah sakit militer besar di Beijing.

Setelah suratnya yang menuduh pihak berwenang menutupi SARS pada tahun 2003, pemerintah China kemudian memecat beberapa pejabat termasuk menteri kesehatan, dan mengatakan akan lebih transparan dalam menanggapi krisis tersebut.

Jiang - yang dalam surat terbuka tahun 2004 juga mengkritik kepemimpinan Partai Komunis atas penumpasan berdarah demonstrasi pro-demokrasi tahun 1989, topik yang tabu di China - mengatakan pada tahun 2009 bahwa ia kemudian menghabiskan waktu berbulan-bulan di bawah tahanan rumah dan dilarang bepergian ke luar negeri.

SARS menginfeksi 8.908 orang di seluruh dunia setelah muncul di provinsi Guangdong, China selatan, yang akhirnya menewaskan 774 orang, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia.