Pemimpin Partai Komunis di Hubei Dibebastugaskan sebagai Efek Wabah COVID-19
Jiang Chaoliang (Twitter/@peopledailysapp)

Bagikan:

JAKARTA - Pembersihan pejabat di Provinsi Hubei, pusat mewabahnya COVID-19, tengah dilakukan. Pihak berwenang mengambil langkah dengan mencopot pejabat-pejabat di Provinsi Hubei yang dianggap tidak menangani wabah dengan baik.

Hal tersebut dilakukan juga bagian dari pemerintah pusat menanggapi kemarahan publik. Mereka menganggap pemerintah daerah gagal menghadapi wabah COVID-19 yang mematikan di wilayah tersebut.

Kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan bahwa Pemimpin Partai Komunis untuk Provinsi Hubei, Jiang Chaoliang, dibebastugaskan. Untuk sementara, tugasnya akan digantikan oleh Wali Kota Shanghai, Ying Yong, yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden China Xi Jinping.

Dikutip dari South China Morning Post, 13 Februari 2020, Pemimpin Partai Komunis Kota Wuhan Ma Guoqiang disebut-sebut juga akan dibebastugaskan. Tugas Ma Guoqiang akan digantikan oleh Wang Zhonglin, Pemimpin Partai Komunis Jinan.

Pada pekan lalu, Pemerintah China juga telah mencopot pejabat yang dianggap tidak becus dalam menghadapi wabah COVID-19. Jumlah kasus CORVID-19 di Provinsi Hubei menjadi hampir 50.000 memicu kekhawatiran baru tentang bagaimana provinsi menghadapi wabah tersebut yang berpotensi mewakili tantangan terbesar masa jabatan Presiden Xi Jinping.

Pemerintah pusat pekan lalu mengirim dua pejabat senior untuk membantu penanganan wabah di Provinsi Hubei. Setelah pengiriman dua pejabat tersebut, dua anggota komisi kesehatan Provinsi Hubei sejak saat itu telah dicabut dari jabatan mereka.

Langkah tersebut dilakukan setelah masyarakat China mencurahkan kesedihan dan kemarahan atas kematian dokter Li Wenliang. Dokter Li Wenliang telah dituduh menyebarkan desas-desus adanya wabah CORVID-19. Penyebab kematian dokter Li yang diakibatkan virus tersebut juga sempat ditutup-tutupi oleh otoritas China yang kembali memicu kemarahan netizen China di media sosial.

Merebaknya laporan tentang bagaimana pejabat lokal salah mengelola wabah, membanjiri media sosial. Para akademisi juga telah menandatangani petisi publik untuk menuntut kebebasan berbicara setelah polisi menghukum dokter yang memberikan peringatan dini tentang wabah COVID-19.

“Mengirim Ying Yong dan Wang Zhonglin ke Hubei menunjukkan pemerintah pusat bertekad untuk memperbaiki Hubei dan memberikan jawaban kepada orang-orang. Para kader di sana benar-benar mengecewakan,” kata seorang otoritas yang menolak menyebutkan identitasnya. 

“Wabah itu sangat merugikan pihak partai (Komunis). Mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” tambahnya.