Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan progres penanganan longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada hari ketiga pascabencana jaringan komunikasi mulai membaik.

“Di hari ketiga pascabencana sudah ada progres yang lebih baik,” kata Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima dikutip ANTARA, Jumat 10 Maret.

Suharyanto merinci beberapa perkembangan progres yang sudah tampak di lapangan mulai dari pulihnya sistem jaringan komunikasi. Menurut Kepala BNPB, pihak penyedia layanan jaringan telekomunikasi nasional di Pulau Serasan sudah memperbaiki perangkat tower BTS hingga dapat kembali beroperasi sejak pukul 12.00 WIB.

Sebagai cadangan, Kepala BNPB juga mengatakan ada beberapa perangkat telepon satelit yang disediakan oleh BNPB, Korem dan Mabesad.

Suharyanto memastikan bahwa seluruh perangkat itu dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.

“Seluruh alat komunikasi sudah jalan. Ada lima BTS yang sudah beroperasi. BNPB juga ada dua telepon satelit, dari Korem, Mabesad ada lima telepon satelit yang bisa digunakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan bahwa hingga hari ketiga, akses jalan masih terputus karena tertutup material longsoran. Adapun kendala utama yang dihadapi dalam proses pembukaan jalan tersebut adalah kondisi cuaca yang sangat dinamis, dan hujan masih kerap terjadi.

Kepala BNPB memastikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menambah alat berat sehingga jalur yang masih tertutup itu dapat dibuka dengan target pengerjaan selama dua hari.

“PUPR akan membuka jalan itu paling lama dua hari. Yang longsor itu kan tertutup jalannya kurang lebih 150 meter ini akan diupayakan untuk dua hari sudah bisa tembus,” kata Suharyanto.

Adapun setelah akses jalan sudah dapat terhubung, maka tiang-tiang listrik akan mulai dipasang dan dipulihkan kembali sehingga kebutuhan kelistrikan dapat kembali normal.

Menurut dia ada tujuh tiang yang roboh karena terdampak material longsor.

“Ada tujuh tiang yang roboh. Ini kalau jalannya sudah terbuka akan dipasang tiang-tiang tersebut,” kata Suharyanto.

Menyinggung mengenai kebutuhan dasar pengungsi, Kepala BNPB memastikan bahwa segala yang dibutuhkan warga di pengungsian sampai saat ini tidak ada masalah. Pengungsi dipastikan tidak kekurangan dalam pemenuhan air bersih

Di samping itu, bantuan untuk warga pengungsi hingga hari ini tak henti berdatangan. Pemerintah Pusat melalui BNPB pun kembali mengirimkan bantuan dengan total 16 ton melalui jalur laut.

Kepala BNPB menyatakan bahwa seluruh bantuan yang telah tiba di Serasan akan segera dibagikan, sesuai dengan hasil koordinasi yang dilakukan.

“Kebutuhan logistik dasar daripada pengungsi yang 1.216 sampai hari ini sudah terdukung. Dari pemerintah pusat melalui BNPB sudah ada 16 ton yang sudah sampai di Pulau Serasan,” terang Suharyanto.

“Atas dasar koordinasi kemarin ini juga harus segera dibagikan ke masyarakat terdampak,” pungkasnya.

Tiga Hari Pascabencana Longsor Natuna, Jaringan Komunikasi di Lokasi Bencana Mulai Tersambung

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyatakan progres penanganan longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada hari ketiga pascabencana jaringan komunikasi mulai membaik.

“Di hari ketiga pascabencana sudah ada progres yang lebih baik,” kata Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima dikutip ANTARA, Jumat 10 Maret.

Suharyanto merinci beberapa perkembangan progres yang sudah tampak di lapangan mulai dari pulihnya sistem jaringan komunikasi. Menurut Kepala BNPB, pihak penyedia layanan jaringan telekomunikasi nasional di Pulau Serasan sudah memperbaiki perangkat tower BTS hingga dapat kembali beroperasi sejak pukul 12.00 WIB.

Sebagai cadangan, Kepala BNPB juga mengatakan ada beberapa perangkat telepon satelit yang disediakan oleh BNPB, Korem dan Mabesad.

Suharyanto memastikan bahwa seluruh perangkat itu dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.

“Seluruh alat komunikasi sudah jalan. Ada lima BTS yang sudah beroperasi. BNPB juga ada dua telepon satelit, dari Korem, Mabesad ada lima telepon satelit yang bisa digunakan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan bahwa hingga hari ketiga, akses jalan masih terputus karena tertutup material longsoran. Adapun kendala utama yang dihadapi dalam proses pembukaan jalan tersebut adalah kondisi cuaca yang sangat dinamis, dan hujan masih kerap terjadi.

Kepala BNPB memastikan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menambah alat berat sehingga jalur yang masih tertutup itu dapat dibuka dengan target pengerjaan selama dua hari.

“PUPR akan membuka jalan itu paling lama dua hari. Yang longsor itu kan tertutup jalannya kurang lebih 150 meter ini akan diupayakan untuk dua hari sudah bisa tembus,” kata Suharyanto.

Adapun setelah akses jalan sudah dapat terhubung, maka tiang-tiang listrik akan mulai dipasang dan dipulihkan kembali sehingga kebutuhan kelistrikan dapat kembali normal.

Menurut dia ada tujuh tiang yang roboh karena terdampak material longsor.

“Ada tujuh tiang yang roboh. Ini kalau jalannya sudah terbuka akan dipasang tiang-tiang tersebut,” kata Suharyanto.

Menyinggung mengenai kebutuhan dasar pengungsi, Kepala BNPB memastikan bahwa segala yang dibutuhkan warga di pengungsian sampai saat ini tidak ada masalah. Pengungsi dipastikan tidak kekurangan dalam pemenuhan air bersih

Di samping itu, bantuan untuk warga pengungsi hingga hari ini tak henti berdatangan. Pemerintah Pusat melalui BNPB pun kembali mengirimkan bantuan dengan total 16 ton melalui jalur laut.

Kepala BNPB menyatakan bahwa seluruh bantuan yang telah tiba di Serasan akan segera dibagikan, sesuai dengan hasil koordinasi yang dilakukan.

“Kebutuhan logistik dasar daripada pengungsi yang 1.216 sampai hari ini sudah terdukung. Dari pemerintah pusat melalui BNPB sudah ada 16 ton yang sudah sampai di Pulau Serasan,” terang Suharyanto.

“Atas dasar koordinasi kemarin ini juga harus segera dibagikan ke masyarakat terdampak,” pungkasnya.