Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat penanganan bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Bencana tanah longsor yang terjadi pada Maret 2023 tersebut menyebabkan kerusakan rumah warga dan korban jiwa.

Menteri PUPR Basuki mengatakan, prioritas penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana longsor adalah relokasi permukiman warga. Relokasi dilakukan melalui pembangunan hunian tetap (huntap) yang lahannya disediakan oleh pemerintah daerah.

Huntap dengan teknologi rumah khusus tahan gempa atau disebut Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) tersebut ditargetkan siap digunakan pada akhir Juni 2023.

"Segera mobilisasi 100 unit RISHA dari stok di Palembang untuk huntap di titik relokasi yang sudah disiapkan lahannya oleh Pemerintah Kabupaten Natuna yang aman dari risiko longsor. Untuk mempercepat pembangunannya, libatkan masyarakat terdampak di Kecamatan Serasan," kata Menteri Basuki lewat siaran persnya, Kamis, 27 April.

Menteri Basuki memperkirakan jika lahan sudah siap, pembangunan infrastruktur permukimannya dapat selesai dalam waktu tiga bulan. Ini karena metode knock down/merangkai komponen yang relatif cepat dalam mendirikan RISHA. Lokasi huntap juga dilengkapi dengan utilitas, seperti jaringan air bersih, sanitasi, dan musala.

Rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di Kepulauan Natuna tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi membangun permukiman baru yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana (build back better). Relokasi bagi 100 rumah warga terdampak penting dilakukan karena berada di zona merah kerentanan tinggi terhadap bencana longsor.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan, saat ini, RISHA yang telah lengkap terinstal ada dua unit.

"Sementara, 53 unit telah terpasang pondasi batu kali, dan masing-masing satu unit telah terpasang sloof RISHA dan pasangan rangka baja ringan, serta satu unit telah terpasang dinding bata, sehingga progresnya sudah," jelas Iwan.

Iwan menambahkan, pekerjaan telah dimulai kembali sejak Rabu, 26 April, sambil menunggu lansir material RISHA.

"Menunggu mobilisasi Exca PC150 dari Serasan Timur, pekerjaan akan dimulai pada Rabu karena masih ada pekerja yang berada di pulau seberang. Rencananya, pada awal Mei mendatang akan ada tenaga kerja tambahan dari Jawa sebanyak 50 orang," pungkasnya.

Sekadar diketahui, sebelum program relokasi huntap dilaksanakan sebagai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, Kementerian PUPR juga telah melakukan penanganan tanggap darurat bencana longsor di Natuna dengan mengerahkan alat berat untuk membantu evakuasi, pembersihan lumpur, dukungan sarana dan prasana bagi pengungsi, serta membuka jalur terdampak longsor.